FHUI Tingkatkan Kerja Sama dengan Enam Universitas di Belanda
Berita

FHUI Tingkatkan Kerja Sama dengan Enam Universitas di Belanda

Akan segera dijajaki program joint degree S-1 dengan Universitas Groningen.

Oleh:
ALI
Bacaan 2 Menit
Dekan FHUI, Prof Topo Santoso (keempat dari kanan) dan Dekan Leiden Law School, Rick Lawson (ketiga dari kanan). Foto: ALI
Dekan FHUI, Prof Topo Santoso (keempat dari kanan) dan Dekan Leiden Law School, Rick Lawson (ketiga dari kanan). Foto: ALI
Delegasi Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) yang dipimpin oleh Dekan FHUI Prof. Topo Santoso mengunjungi Belanda untuk meningkatkan kerja sama dengan enam fakultas hukum di Negeri Kincir Angin tersebut.

“Kunjungan ke Belanda ini untuk mengingkatkan kerja sama pendidikan dan riset dengan enam universitas di Belanda,” ujar Topo kepada hukumonline di Leiden, Belanda, Rabu (14/7). 

Enam universitas itu adalah Leiden, Utrecht, Erasmus (Rotterdam), Maastricht, Groningen, dan Tilburg. Untuk lima universitas yang disebutkan di awal, FHUI sudah memiliki kerja sama dan akan meningkatkan, sedangkan dengan Tilburg akan dimulai penjajakan kerja sama di tingkat fakultas.  

“Dengan Tilburg, kita belum ada kerja sama di tingkat fakultas. Yang lain sudah ada hubungan. Kita mau meningkatkan. Misalnya, kita sudah punya MoU (nota kesepahaman,-red) dengan lima itu. Yang habis, kita akan perpanjang. Yang masih berjalan, akan ditingkatkan,” jelasnya saat ditemui usai pertemuan dengan Dekan Leiden Law School Rick Lawson.

Peningkatan kerja sama ini, lanjut Topo, bentuknya bermacam-macam seperti penelitian bersama, pertukaran pelajar dan staf, atau bahkan kemungkinan membuka  program joint degree. “Kita mau tingkatkan menjadi joint degree, misalnya dengan Groningen. Kita mau bicarakan itu,” ungkapnya. 

Sedangkan, pertukaran staf pengajar (staff exchange) bisa dilakukan dengan dosen FHUI melakukan penelitian bersama dengan dosen-dosen di universitas-universitas di Belanda itu. “Kalau kerja sama dengan universitas di luar negeri kan hibah risetnya lebih besar. Jadi, kita akan melakukan diskusi dengan dosen terkait di masing-masing bidang,” jelasnya.

Lebih lanjut, Topo menjelaskan beberapa alasan mengapa FHUI memilih kerja sama dengan universitas di Belanda. “Kita sama-sama (menggunakan sistem,-red) civil law. Sejarah hukum kita juga banyak dari Belanda. Mahasiswa kita yang exchange ke sini, basicnya sudah ada persamaan,” jelasnya.

Alasan kedua, lanjut Topo, FHUI sudah mengenal cukup dekat para profesor dan dekan di universitas-universitas di Belanda ini. “Banyak kontak person yang sudah terjalin di Belanda,” tuturnya.

Meski begitu, Topo menjelaskan bahwa FHUI juga sudah menjalin kerja sama dengan universitas di negara lain. Salah satunya dengan universitas di Australia. “Kami juga sudah ada program joint degree dengan University of Canberra untuk program S1, kelas KKI (Kelas Khusus Internasional),” ungkapnya.

Sebagai informasi, di Belanda, rombongan FHUI akan menghabiskan waktu seminggu untuk mengunjungi enam universitas. Kunjungan pertama pada Rabu (14/10) ke Leiden dan Utrecht.

Kemudian, rombongan menuju Universiteit Erasmus di Rotterdam pada Kamis (15/10). Setelah itu, pada Jumat (16/10), rombongan akan menuju ke Tilburg.

Berikutnya, universitas yang dikunjungi adalah Maastricht. Lalu, Topo akan kembali ke tanah air. Sementara, dua perwakilan FHUI yang lain yakni Heru Susetyo dan Yenni Salma Barlinti akan melanjutkan kunjungan ke Groningen.
Tags:

Berita Terkait