Advokat Ingin Jadi Politikus? Ini Tips-nya
Berita

Advokat Ingin Jadi Politikus? Ini Tips-nya

Utamakan profesionalitas, terus belajar dan setia pada klien.

Oleh:
HAG
Bacaan 2 Menit
Ruhut Sitompul. Foto: RES
Ruhut Sitompul. Foto: RES
Bagi sebagian orang, menjadi politikus adalah pilihan untuk mengabdi kepada negara. Siapapun bisa menjadi politikus, tak terkecuali advokat. Ruhut Poltak Sitompul adalah advokat senior yang telah tiga periode malang melintang sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Kepada hukumonline, Ruhut memberikan tips atau kiat sukses apabila advokat ingin terjun menjadi politikus.

1. Disiplin, kerja keras, dan profesional
Menurut Ruhut, ketiga hal tersebut sangat dibutuhkan apabila seorang advokat ingin menjadi politisi. Karena menurutnya, apabila advokat dapat menjalankan tiga hal tersebut maka dirinya akan “dipakai” oleh siapa saja.

“Ya caranya disiplin, kerja keras, udah itu kalau kita sudah betul-betul mantap, percayalah kita jadi orang professional. Kalau sudah orang profesional, tidak usah kita mikir lagi. Mau siapapun presiden di republik ini, pasti pakai kita. Aku sudah buktikan, Pak Suharto, Pak Habibie. Kalau kita sudah professional, tidak usah khawatir,” jelasnya pada Jumat (4/3), di Bandung.

“Saya orang kepercayaan bang Akbar Tandjung ya, saya konsultan hukumnya, saya lawyernya dia. Setelah itu ah, itulah namanya feeling politik ya, tadi berangkat dari profesional, siapapun bisa dipakai, udah itu saya ditarik, saya tinggalkan Golkar dan ditarik oleh partai Demokrat. Ah di Demokrat lah saya terima kasih dua periode pak SBY dan saya ikut tim sukses beliau, begitu juga pak Jokowi,” ujarnya.

2. Tumbuhkan sifat selalu ingin belajar
Menurut Ruhut, keinginan terus belajar dapat membuat dirinya bisa sampai seperti ini. Dengan menumbuhkan rasa ingin terus belajar maka akan menghasilkan insting dan feeling politik yang kuat.

“Nah ini politik. Karena kita ingin terus belajar, kita mempunyai insting dan feeling politik yang kuat. Terbukti, waktu pak Harto presiden, aku lawyer presiden dan lawyer keluarga Pak Harto. Pak Habibie, aku lawyer jaksa agungnya, Andi Ghalib, aktif pada waktu itu. Begitu juga almarhum Gus Dur, ya, saya lawyer keluarganya. Begitu juga Ibu Mega, saya sahabat suaminya almarhum Taufik Kiemas, dan saya punya hubungan yang sangat baik dengan kawan-kawan yang ada di PDI Perjuangan, karena background daripada keluarga saya itu PNI (Partai Nasional Indonesia). Sudah itu pak SBY, semua orang udah tahu bagaimana hubungan saya dengan beliau, saya kadernya, saya juru bicara beliau,” paparnya.

3. Carilah kendaraan politik yang tepat
Ruhut menjelaskan bahwa dirinya sudah membangun karier politik sejak remaja. Saat itu, dirinya bergabung dengan Golkar mulai dari pengurus tingkat kecamatan. Selain itu, latar belakang keluarganya juga dari Partai Golkar.

“Lawyer kalau mau terjun ke politik, carilah. Kalau kau kebetulan karena keluargaku memang Golkar. Golkar dulu partai yang cukup, ya sangat berkuasa lah. Dan keluarga saya tokoh di Golkar, pak Jendral M. Panggabean, itu paman kandung saya. Keluarga saya tidak pernah mengenal KKN. Paman saya Ketua Harian Dewan Pembina Partai Golkar, terus tidak diganti-ganti karena pak Harto ketua dewan pembinanya. Tapi saya di Golkar mulai dari pengurus kecamatan,” ungkap pria yang duduk di Komis III DPR saat ini.

4. Jangan KKO (kanan-kiri oke)
Menjadi orang yang harus dipercaya oleh ’klien’ merupakan hal yang sangat penting apabila ingin menjadi politisi. Menurutnya, apabila sudah dipercaya maka lakukanlah kerja dengan semaksimal mungkin.

“Jangan khianati klien. Kalau kita sudah dibayar klien dengan harga segitu, kerjalah semaksimal mungkin. Ya, jangan khianati klien. Sekalipun jangan. Jangan juga melakukan lobbying. Oh aku tidak mengenal yang gitu-gitu. Ah Itulah yang bikin aku maju,” jelas Ruhut dengan gaya bicaranya yang khas.



Tags:

Berita Terkait