Bocah Reklamasi Malang
Foto Esai

Bocah Reklamasi Malang

Hak bersekolah dan bermain terenggut karena aksi penggusuran demi reklamasi.

Oleh:
RESA ESNIR
Bacaan 2 Menit
Beberapa bocah Luar Batang mengumpulkan barang-barang dari kumpulan sampah pasca penggusuran. Foto: RES
Beberapa bocah Luar Batang mengumpulkan barang-barang dari kumpulan sampah pasca penggusuran. Foto: RES
Penggusuran tidak jarang menimbulkan kemalangan. Masyarakat yang tergusur mau tak mau harus rela rumahnya dirobohkan oleh kendaraan alat berat. Bukan hanya rumah, kehidupan mereka pun otomatis tergusur. Anak-anak, misalnya, harus kehilangan lahan bermain mereka, tempat selama ini berbagi keceriaan dengan teman-teman.

Kondisi seperti itulah yang terpampang jelas ketika hukumonline bertandang ke kawasan Luar Batang, Jakarta Utara, 20 April 2016. Menjadi salah satu kawasan yang menjadi ‘korban’ proyek reklamasi, Luar Batang kini rata dengan tanah. Miris!

Hukumonline.com

Hukumonline.com

Bukan hanya hak bermain yang terenggut gara-gara tindakan penggusuran yang dilakukan oleh Pemda DKI Jakarta. Hak untuk bersekolah pun ikut terkena dampak. Sejak penggusuran, bocah-bocah luar batang mengaku tidak sekolah lagi.

"Sudah nggak sekolah, baju sekolah pada ketimbun," terang salah satu bocah. Kini karena tak sekolah, dia hanya bermain-main saja. Orangtuanya pun tak melarang.

Hukumonline.com

Penggusuran sontak menuai penolakan dari sejumlah warga. Warga berpendapat Kampung Luar Batang sudah ada sejak sejak abad ke-19. Perkampunganya dengan masjid adalah sebuah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Warga meminta Kampung Luar Batang sebagai kawasan heeritage harus dilestarikan.

Hukumonline.com

Hukumonline.com

Di tengah teriknya panas matahari di Luar Batang, sebagian anak-anak bermain bersama di bekas reruntuhan puing bangunan rumah mereka yang telah dibongkar. Sebagian lagi, bermain di sungai yang airnya hitam dan banyak sampah.

Hukumonline.com

Hukumonline.com

Hukumonline.com

Hukumonline.com

Anak-anak tersebut setelah penertiban, kini tinggal di perahu bersama ibu dan kerabatnya. Ada yang ayahnya sudah pergi meninggalkan ibunya. "Ibu kerja di pabrik, sekarang tinggal di perahu," tutup salah satu anak.

Hukumonline.com

Hukumonline.com

Hukumonline.com
Tags: