Kongres Ikatan Notaris Indonesia Dibuka, Menkumham: Jangan Ada Vote Money
Berita

Kongres Ikatan Notaris Indonesia Dibuka, Menkumham: Jangan Ada Vote Money

“Mudah-mudahan dapat pilih calon terbaik untuk mengisi jajaran pengurus PP INI. Junjung tinggi demokrasi dan konstitusi, santun, dan bermartabat”.

Oleh:
NNP
Bacaan 2 Menit
Menkumham, Gubernur Sumsel dan Ketua PP INI bersama-sama memukul genderang tanda Kongres XXII INI dibuka. Foto: NNP
Menkumham, Gubernur Sumsel dan Ketua PP INI bersama-sama memukul genderang tanda Kongres XXII INI dibuka. Foto: NNP
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna H Laoly resmi membuka Kongres XXII Ikatan Notaris Indonesia (INI) pada Kamis (19/5) di Ballroom Hotel Novotel Palembang, Sumatera Selatan. Secara simbolik, peresmian itu dilakukan dengan memukul genderang bersama-sama dengan Ketua Umum INI Adrian Djuaini dan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin serta didampingi jajaran dari masing-masing institusi.

“Dengan ini secara resmi saya buka Kongres XXII INI di Palembang,” ujar Yasonna, Kamis (19/5).

Di hadapan kurang lebih 2.400 peserta kongres, Yasonna memanfaatkan momentum ini untuk menyampaikan sejumlah hal penting berkaitan dengan profesi notaris, salah satunya tentang tanggung jawab notaris sebagai profesi yang bermartabat kepada masyarakat. Dari laporan yang masuk ke Kementerian Hukum dan HAM melalui Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (Ditjen AHU) ternyata masih banyak laporan masyarakat terkait oknum notaris yang diduga tidak berpegang teguh pada kode etik serta peraturan perundang-undangan.

Praktik-praktik oknum notaris tersebut antara lain bisa dalam hal pendirian organisasi masyarakat (ormas) yang telah ada sebelumnya namun masih saja tetap disahkan meski dengan bentuk badan hukum yang lain misalnya perkumpulan. Sehingga, ormas itu menjadi ganda atau terpecah menjadi beberapa kubu meski dengan nama yang sama namun berbeda badan hukum. Di saat bersamaan, Ditjen AHU terus mengembangkan sistem AHU online yang ditujukan untuk memudahkan semua pihak, salah satunya notaris terkait dengan kebutuhan pelayanan kepada Ditjen AHU.

Yasonna sadar betul, implementasi AHU online masih ada celah-celah. Namun, yang membuat dirinya semakin prihatin ada oknum notaris sebagai pejabat yang memiliki kode etik justru memanfaatkan loop hole pada sistem AHU online tersebut. “Ini timbulkan persoalan. Sebab, sistem online itu seluruhnya digantungkan pada si notaris. Mestinya notaris lebih cermat lagi dalam menerima akta-akta seperti perkumpulan.”

Terkait dengan Kongres XXII INI, Yasonna berharap event tiga tahunan yang salah satu agenda pentingnya adalah pemilihan calon Ketua Umum INI periode 2016-2019 terbebas dari praktik-praktik tercela. Misalnya, tidak terjadi jual beli suara (vote money). Bahkan, Yasonna meyakini praktik tercela itu tak akan muncul di organisasi profesi notaris ini.

“Di setiap pemilihan pasti ada seperti itu. Notaris jangan lah. Terima kasih atas pengabdian PP INI selama ini. Semoga acara ini lancar, aman, dan tertib,” harapnya.

Dari pantuan hukumonline, acara pembukaan digelar cukup meriah. Kedatangan rombongan Kemenkumham, Pemprov Sumsel, serta Kementerian Koperasi sekira pukul 10:20 WIB disambut oleh tarian khas dari Palembang serta paduan suara yang menyanyikan satu tembang dari Bumi Sriwijaya ini. Menariknya, tim paduan suara hingga penari berasal dari Pengurus Wilayah (Pengwil) Sumatera Selatan sendiri. Mengetahui hal itu, Yasonna sangat mengapresiasi penampilan yang menghibur pagi itu.

Sekedar diketahui, sebelum kongres dimulai akan diawali dengan pembekalan dan penyegaran pengetahuan (upgrading) yang bisa diikuti oleh setiap peserta kongres. Dalam Kongres XXII INI di Palembang, sesi upgrading terbagi dalam lima sesi mulai Kamis (19/5) hingga Jumat (20/5). Materi yang dibahas tak jauh seputar dunia kenotariatan dan isu-isu terhangat belakangan ini. Pembicaranya selain dari kalangan notaris senior, juga ada dari Ditjen AHU, Kementerian Koperasi, BKPM, Kepolisian, dan Kejaksaan Agung.

Resminya, kongres baru akan dilakukan pada Jumat (20/5) sejak siang hari dan ditutup dengan pelantikan ketua umum terpilih pada hari Sabtu (21/5). Agenda kongres sendiri terdiri dari beberapa, seperti penyampaian laporan pertanggungjawaban PP INI periode 2013-2016 dan Dewan Kehormatan Pusat (DKP), lalu pemilihan secara langsung untuk calon Ketua Umum dan DKP secara one man one vote dan yang terpenting penyampaian laporang Tim Verifikasi, Tim Pengawas, dan Tim Pemilih terkait penetapan calon ketua umum yang berhak dipilih pada Sabtu (21/5) mulai dari pagi hari.

Di tempat yang sama, Ketua Umum INI Periode (2009-2012; 2013-2016) Adrian Djuaini menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada Menkumhan dan Gubernur Sumsel, serta pada keluarga besar INI. Adrian sangat mengapresiasi antusiasme ribuan notaris anggota INI turut serta dalam pesta demokrasi ini. Tak lupa, ia juga mengucapkan terima kasih pada tuan rumah Pengurus Wilayah (Pengwl) INI Sumatera Selatan atas pikiran, tenaga, dan waktunya dalam mempersiapkan seluruh kegiatan ini.

Dalam kesempatan itu, Adrian mengungkapkan bahwa pengurus PP INI hasil Kongres Luar Biasa di Bali pada 23-24 Mei 2013 lalu telah berupaya semaksimal mungkin untuk kemajuan organisasi. Adrian juga berharap agar peserta Kongres dapat menggunakan hak pilihnya secara bebas, mandiri, dan tanpa paksaan. Dikatakan Adrian, selain kongres akan menentukan Ketua Umum INI periode 2016-2019 dan Dewan Kehormatan Pusat (DKP), kongres juga kan menetapkan program kerja organisasi ini hingga beberapa tahun ke depan.

“Mudah-mudahan dapat pilih calon terbaik untuk mengisi jajaran pengurus PP INI. Junjung tinggi demokrasi dan konstitusi, santun, dan bermartabat,” tutupnya. 
Tags:

Berita Terkait