Dua Calon Mundur, Kongres XXII Ikatan Notaris Indonesia Pilih Empat Caketum
Berita

Dua Calon Mundur, Kongres XXII Ikatan Notaris Indonesia Pilih Empat Caketum

Risbert S Soeleiman dan Julius Purnawan mengundurkan diri dan tidak ikut bursa pemilihan.

Oleh:
NNP
Bacaan 2 Menit
Suasana presidium Kongres XXII INI di Palembang. Foto: NNP
Suasana presidium Kongres XXII INI di Palembang. Foto: NNP
Presidium telah menetapkan empat dari enam bakal calon ketua umum (bacaketum) menjadi calon ketua umum (caketum) Ikatan Notaris Indonesia periode 2016-2019 dalam Sidang Pleno II Kongres XXII INI yang digelar di Palembang sejak 19-21 Mei 2016. Namun, dua orang mengundurkan diri. Akhirnya, panitia menetapkan empat caketum yang akan mengikuti bursa pemilihan.

Penetapan empat caketum itu didasarkan pada keterangan serta temuan dari Tim Verifikasi, Tim Pemilih, dan Tim Pengawas selama masa penjaringan sampai proses menjelang kongres. “Kami tetapkan ini berdasarkan fakta dan data yang kami nilai dapat dipandang sebagai alat bukti,” ujar Ketua Tim Verifikasi Bambang H.S saat menyampaikan laporannya, Sabtu (21/5).

Keempat bacaketum yang lolos verifikasi dan berhak maju ke pemilihan sebagai caketum adalah Yualita Widhyadari, Abdul Syukur Hasan, Firdhonal, dan Herdimansyah Chaidirsyah. Sementara dua lainnya, Julius Purnawan dan Risbert S Soeleiman batal meramaikan bursa pemilihan calon ketua umum INI periode 2016-2019. “Kami telah menerima dua surat dari bacaketum atas nama Risbert dan Julius yang menyatakan mengundurkan diri,” sebutnya.

Pengunduran diri yang dilakukan oleh dua bacaketum itu mendapat reaksi keras dari peserta kongres. Mereka mempertanyakan alasan di balik pengunduran diri bacaketum Risbert dan Julius. Sebab, keduanya hingga Kongres XXI INI dibuka pada Jumat (20/5) masih melakukan sosialiasi atas pencalonannya sebagai bacaketum dalam kongres serta sebelumnya juga melakukan kampanye di Pekanbaru, Medan, Banten, Surabaya, serta Palembang.

“Kita terima surat pengunduran diri sekira Mei 2016,” sambungnya.

Salah seorang peserta kongres sekaligus bakal calon anggota Dewan Kehormatan Pusat, Pieter Latumeten mengatakan bahwa seharusnya pengunduran diri kedua bacaketum diberitahukan kepada peserta kongres. Sebab, cukup banyak peserta kongres yang sengaja hadir ke Palembang untuk memberikan hak suara kepada dua bacaketum. “Ini pemilih kedua bacaketum kecewa karena dari awal datang ke Palembang untuk memilih mereka,” tegas Pieter.

Selain melaporkan hasil ketetapan caketum, Tim Verifikasi juga melaporkan hasil analisa tim terhadap bakal calon DKP. Berdasarkan penjaringan dalam Pra Kongres Makassar tahun 2015 lalu, terjaring enam bakal calon yang memenuhi syarat minimal yakni mendapat usulan minimal tujuh dari Pengwil, antara lain Adrian Djuaini, Arry S, Isyana W. S, Pieter Latumeten, Habib Adjie dan Badar Baraba. Berdasarkan persyaratan yang ditetapkan, hingga akhir waktu pendaftaran salah satu calon, Habib Adjie belum menyerahkan persyaratan administrasi.

Menurut Bambang, persyaratan administrasi milik Habib baru diserahkan kepada Tim Verifikasi setelah waktu pendaftaran ditutup. Sehingga, Tim Verifikasi berpendapat bahwa calon DKP yang sah hanya berjumlah lima orang. Namun, oleh karena sesuai Anggaran Rumah Tangga (ART-INI) ditetapkan bahwa bakal calon DKP berjumlah tujuh orang. Tim verifikasi sepakat mengkatrol dua bakal DKP saat itu yang mau diajukan sebagai bakal calon, yakni Chairul Anom dan Kukuh M Rahardjo sebagai calon DKP.

“Kalau merujuk ke ART kan minimal usulan dari tujuh. Secara materiil pak Habib masuk karena dapat usulan dari 23 wilayah. Jadi saya usul, agar enam calon DKP itu tetap sah. Dan satu lagi dipilih langsung diantara Anom dan Kukuh,” usul Pieter dalam forum.

Setelah menerima dari berbagai usulan, akhirnya Ketua Presidium Zul Trisman mengetuk palu dan menetapkan bakal calon anggota DKP antara lain Adrian Djuaini, Arry S, Isyana W. S, Pieter Latumeten, Habib Adjie, Badar Baraba, dan Chairul Anom untuk kepengurusan DKP periode 2016-2019.

“Saya mendapat dukungan dari empat wilayah dan pak anom juga dari empat wilayah. Saya mohon maaf kepada yang mendukung saya, dengan ini menyatakan mundur sebagai calon anggota DKP,” ujar Kukuh M Rahardjo sembari bersalaman dengan Chairul Anom.

Selain laporan dari Tim Verifikasi, Ketua Tim Pemilihan Fauzie menyampaikan bahwa mekanisme pemilihan akhirnya disepakati dan disanggupi dengan cara menuliskan nomor urut caketum diatas kertas yang disediakan oleh Tim Pemilih. Untuk nomor urutnya sendiri, Tim Pemilih akan menampilkan urutan itu dalam ruangan pemilihan guna memudahkan peserta kongres dalam memilih.

Sementara, laporan dari Ketua Tim Pengawas Bukhari Muhammad menyatakan tidak terjadi pelanggaran sama sekali dari para bacaketum dalam penyelenggaraan kongres. “Terima kasih pada bacaketum yang telah berkampanye secara tertib,” kata Bukhari.

Untuk diketahui, proses pemilihan caketum INI periode 2016-2019 baru akan dimulai sekitar pukul dua. Setidaknya, ada 2.480 anggota aktif yang punya hak suara. Mereka akan memilih secara one man one vote dalam bilik-bilik yang ditempatkan di Ballroom Hotel Novotel Palembang. Untuk pelaksanaannya sendiri, panitia belum bisa memastikan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses pemilihan hingga penghitungan suara.

Selain itu, dalam Presidium juga telah menetapkan siapa tuan rumah untuk penyelenggaraan Kongres XXIII INI tahun 2019 dan penyelenggaran Pra Kongres enam bulan setelah ini. Ketika di lempar dalam forum, sejumlah Pengwil menyatakan kesediaannya untuk menjadi tuan rumah. Setelah mempertimbangkan secara kesiapan daerah, ditetapkan untuk tuan rumah Kongres XXIII akan digelar di Makassar, Sulawesi Selatan dan Pra Kongres akan digelar enam bulan setelah ini di Balikpapan Kalimantan Timur.
Tags:

Berita Terkait