Wapres JK: Libur 1 Juni Masih Tunggu Keppres
Berita

Wapres JK: Libur 1 Juni Masih Tunggu Keppres

PDIP meminta pemerintah segera menetapkan 1 Juni sebagai hari libur nasional.

Oleh:
ANT
Bacaan 2 Menit
Wapres Jusuf Kalla. Foto: RES
Wapres Jusuf Kalla. Foto: RES
Wacana tentang rencana pemerintah menetapkan 1 Juni, Hari Kelahiran Pancasila sebagai hari libur nasional menjadi perbincangan hangat di ruang publik. Sebagian masyarakat menanti apakah penetapan hari libur nasional akan dimulai pada 1 Juni 2016 ini. 

Terkait hal ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan pemerintah belum memutuskan bahwa Hari Kelahiran Pancasila pada tanggal 1 Juni akan menjadi hari libur nasional. Seharusnya, kata JK, penetapan hari libur nasional dituangkan dalam Keputusan Presiden (Keppres) yang pembahasannya melibatkan para menteri.

"Sejauh ini, saya belum tahu karena harus dirapatkan antarmenteri dan diputuskan melalui Keppres, dan sejauh ini belum ada," kata JK di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (30/6).

Diwawancarai secara terpisah, Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan pemerintah tengah menyiapkan rancangan peraturan tentang penetapan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila dan menjadikannya libur nasional. Menurutnya, rancangan peraturan itu masih difinalisasi.

Meskipun masih wacana, namun sejumlah pihak menyatakan dukungannya atas rencana penetapan 1 Juni sebagai hari libur nasional. Salah satu pihak itu adalah Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan (DPC PDIP) Kabupaten Lampung Barat, Parosil Mabsus.

"Pak Presiden Joko Widodo kini tengah menyiapkan rancangan keputusan presiden tentang penetapan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila. Rencananya setiap tahun pada 1 Juni juga akan dijadikan sebagai hari libur nasional. Saya sangat mendukung langkah tersebut," ujarnya di Lampung Barat, Senin.

Parosil meminta pemerintah pusat segera menetapkan 1 Juni sebagai Hari Kelahiran Pancasila dan menjadi hari libur nasional.Menurutnya, peringatan Hari Lahir Pancasila bisa jadikan momentum untuk menguatkan ideologi Pancasila.

"Sejarah harus diluruskan. Jangan sampai ada de-Soekarnoisasi. Hari lahir Pancasila menjadi momentum untuk mulai menyosialisasi, penyadaran dan penguatan ideologi Pancasila," ujarnya.

Sementara itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Syaifullah Yusufmengatakan peringatan Hari Lahir Pancasila sebagai pengingat bagi masyarakat untuk tetap mempertahankan Pancasila dalam kondisi apa pun. Di era globalisasi ini, lanjutnya, pergumulan ideologi sering terjadi dan mengikis falsafah bangsa.

"Padahal Pancasila ini istimewa karena hanya kita yang punya, sehingga harus kita banggakan. Kalau enggak ada jalan tengah Pancasila mungkin tak ada kerukunan dalam keberagaman seperti ini," ujar Tokoh NU yang akrab disapa Gus Ipul itu.

Dia menuturkan, sebagai pedoman berbangsa, Pancasila sudah final, sehingga bagi kelompok yang menolak hendaknya kembali mengkaji Pancasila dan dilihat aspeknya yang mampu menyatukan berbagai perbedaan.

"Indonesia ini 'kan bangsa besar. Terdiri dari ribuan pulau, bahasa, suku, dan latar belakang yang macam-macam. Masalah seperti itu enggak bisa kita hindari. Tapi bagaimana nantinya kearifan lokal perlu diseleraskan untuk kepentingan nasional," kata dia.

Pada Muktamar ke-27 NU di Situbondo, Jawa Timur, KH Ahmad Shiddiq menjelaskan pandangan Islam terhadap NKRI bahwa mendirikan negara serta membentuk kepemimpinan negara dalam rangka memelihara keluhuran agama serta mengatur kesejahteraan kehidupan duniawi adalah wajib.
Tags:

Berita Terkait