Mengenal Peran Legal Counsel Perusahaan Tambang dan Tantangannya
Berita

Mengenal Peran Legal Counsel Perusahaan Tambang dan Tantangannya

Tugas head legal dan legal counsel tidak sedikit, tapi beragam. Tidak sekadar tukang stempel kebijakan perusahaan.

Oleh:
YOZ
Bacaan 2 Menit
Senior Corporate Counsel PT Newmont Nusa Tenggara, Erlangga Gaffar. Foto: RES
Senior Corporate Counsel PT Newmont Nusa Tenggara, Erlangga Gaffar. Foto: RES
Peran dan kontribusi in house legal counsel sangat dibutuhkan oleh sebuah perusahaan, tak terkecuali perusahaan pertambagan. Selain kemampuannya dalam menghadapi permasalahan atau sengketa hukum yang ada, para in house legal counsel juga diharapkan mempunyai kemampuan dalam berbisnis. Mereka harus mampu melihat peluang bisnis yang ada dan bagaimana cara-cara mengatasi masalah jika berhadapan dengan sengketa.

Lantas, apa saja yang biasa dikerjakan sebagai head legal dan legal counsel perusahaan tambang? Senior Corporate Counsel PT Newmont Nusa Tenggara, Erlangga Gaffar, menjelaskan bahwa tugas seorang head legal dan legal counsel tidak sedikit, tapi beragam. Head Legal Counsel tidak sekadar tukang stempel kebijakan perusahaan. 

“Secara umum, peran seorang head legal memberi arahan dan sign-off ke legal counsel dan bertanggung jadwab memastikan fungsi departemen legal secara keseluruhan,” katanya. 

Erlangga mengatakan, peran head legal dan legal counsel perusahaan ada tiga hal.  Pertama, add value atau memberi nilai tambah. Kedua, maintain balance atau mempertahankan yang sudah baik. Ketiga, minimize loss atau mengurangi kerugian apabila ada suatu hal.

Add value dapat dengan antara lain menciptakan prosedur, menuliskan kebijakan atau policy dari direksi perusahaan dan pemegang saham, menciptakan standard format dokumen surat menyurat, perjanjian, memberi arahan hukum dan pelatihan kepada jajaran menajemen serta karyawan. 

“Add value juga dapat diberikan dengan bersuara dalam proses evaluasi bisnis perusahaan dan rencana kerja,” ujar Erlangga.

Maintain balance, artinya mempertahankan yang sudah baik dan tugas legal counsel adalah memastikan kepatuhan hukum terhadap kegiatan perusahaan. Hal ini dilakukan dengan komunikasi yang baik dengan berbagai departemen lain di perusahaan untuk mengetahui apa yang jalan dan apa yang tidak jalan, sehingga roda perusahan berjalan terus. 

“Seperti misalnya kepatuhan terkait anti-korupsi, sumbangan dan sponsorship, serta kewajiban kita ke para kreditur dan pemangku kebijakan,” jelas Erlangga.

Minimize loss, dapat dilakukan dengan memastikan posisi hukum perusahaan dan karyawan terlindungi ketika ada masalah hukum. Misalnya, dengan berpartisipasi aktif dalam proses investigasi kecelakaan tambang yang menyebabkan kematian atau fatality dengan pendampingan selama proses investigasi.

Serta dalam hal adanya gugatan, legal counsel turut serta aktif dalam proses peradilan. Demikian juga mendampingi advokat eksternal untuk proses hukum dan litigasi.  Mindset untuk meminimalkan risiko hukum terhadap perusahaan dan karyawan.

Tantangan
Pada dasarnya, semua pekerjaan memiliki tantangan. Tantangan itu bisa didapat dari dalam (internal) dan luar perusahaan (eksternal). Hal ini juga dialami oleh in house legal. Menurut Erlangga, tantangan internal utama sebagai sarjana hukum dan legal counsel adalah tidak pernah dipersiapkan di sekolah memahami hal di luar ilmu hukum, terutama bisnis secara umum

“Saya bersyukur bisa belajar dari mentor saya, yaitu Pak Rahmat Soemadipradja dan mantan bos saya di NNT, Pak Mochamad Kasmali.  Dengan adanya mentor, kesulitan pertama bisa kita lalui dengan mamahami bisnis serta tugas dan peran in house legal counsel,” kata Erlangga.

Tantangan selanjutnya adalah memahami bisnis pertambangan.  Mulai dari mengenal apa itu eksplorasi, teknis pertambangan terkait drill, blast, load dan haul.  Apa itu SAG mill, pemprosesan, floatation, tailing, serta bagaimana pengadaan tanah, hubungan dengan pemerintah, CSR, bagaimana proses financing, menjual konsentrat, dan sebagainya.

“Saya terus belajar ke rekan engineer di perusahaan,” lanjutnya.

Tantangan berikutnya adalah bagaimana memastikan peran legal counsel itu dianggap perlu dan bisa duduk bersama dan setara dengan manager lain.  Hal ini bisa dengan pendekatan top down dan kebijakan, di mana dipastikan oleh pimpinan bagaimana peran legal di perusahaan, atau dengan dibuat kebijakan yang memastikan perlu peran legal.

“Saya lebih senang “jualan” peran legal di perusahaan dengan mengatakan the worst time to contact me, is when you are in trouble,” jelas Erlangga.

Sedangkan tantangan eksternal, kata Erlangga, adalah kebijakan dari Pemerintah di sektor pertambangan yang masih terus berkembang serta harus diakui, belum adanya kepastian hukum dan investasi di Indonesia.

Tags:

Berita Terkait