Lewat Teknologi, Lawyer Bisa Prediksi Kemenangan Kasus
Berita

Lewat Teknologi, Lawyer Bisa Prediksi Kemenangan Kasus

Aplikasi tersebut bernama IBM Watson. Dengan Watson, pengacara akan terbantu untuk berpikir inovatif untuk membuka argumentasi dalam suatu perkara.

Oleh:
RIA
Bacaan 2 Menit
Lewat Teknologi, <i>Lawyer</i> Bisa Prediksi Kemenangan Kasus
Hukumonline
Perkembangan teknologi secara umum jelas telah membantu kerja-kerja yang dilakukan manusia. Tak terkecuali, pekerjaan para advokat. Dikutip dari sebuah artikel yang dilansir oleh ABA Journal, baru-baru ini dikembangkan platform yang memungkinkan lawyer memprediksi mengenai kemenangan suatu perkara. Aplikasi tersebut bernama IBM Watson.

Dengan sistem yang menduplikasi kemampuan otak manusia, platform teknologi IBM Watson atau Watson dapat memproses dan menjabarkan suatu kasus dari data-data yang telah ada sebelumnya. Kontributor ABA Journal Paul Lippe and Daniel Martin Katz menyebutkan bahwa ke depannya, Watson juga akan membuat terobosan lebih lanjut ke arah prediksi hukum kuantitatif.

“Ramalan merupakan bagian penting dari apa yang banyak pengacara lakukan. Sebagai contoh, berdasarkan sebuah studi yang baru-baru ini dirilis, dengan kecanggihan teknologi terdapat mesin belajar untuk memprediksi intonasi suara di Mahkamah Agung Amerika Serikat,” tulis Daniel dan Paul.

“Hanya menggunakan informasi yang tersedia sebelum pengambilan putusan di pengadilan, mereka, orang-orang di balik studi tersebut, mampu memprediksi hasil akhir pengadilan dengan persentase kebenaran mencapai angka 70 persen,” lanjut keduanya menerangkan.

Sementara kemungkinan ini masih akan dikembangkan lagi oleh perusahaan pengembangnya. Teknologi yang telah lebih dulu menjadi rekan kerja dokter dan beberapa profesi lain itu disebut-sebut telah menjadi teknologi paling siginifikan dalam dunia hukum. Dengan Watson, pengacara akan terbantu untuk berpikir inovatif untuk membuka argumentasi dalam suatu perkara.

Pengggunaan Watson akan mendorong argumentasi menjadi lebih kuat dengan dukungan pengetahuan hukum yang terstruktur dan terekam di dalam teknologi ini. “Sistem yang digunakan oleh Watson akan membantu menginterpretasikan segala peraturan, kontrak, kebijakan, dan kasus-kasus terdahulu, yang selama ini sulit dikombinasikan dengan baik,” begitu bunyi salah satu butir yang merincikan kegunaan Watson.

Sama-sama bertujuan mempermudah kerja lawyer, sebelumnya hukumonline pernah  menyinggung mengenai aplikasi bernama Depose yang dapat diakses menggunakan smartphone. Depose dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan para lawyer dalam menyusun dan membaca kembali daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada saksi, ahli, terdakwa/klien di muka persidangan.

Sebagian orang mungkin berpikir, dengan berkembangnya teknologi seperti IBM Watson, Depose, dan beberapa aplikasi yang menyediakan informasi yang dapat mempermudah orang mengakses dan memahami hukum, maka posisi dan peran lawyer akan tergeser. Namun pihak Watson meyakinkan hal itu tidak terjadi.

“Watson tidak akan menggantikan pengacara. Ini hanya akan membuat hukum menjadi lebih mudah diakses dan transparan, sebagaimana mestinya,” tegas mereka yang berkaca pada perkembangan aplikasi di bidang desain yang telah terjadi puluhan tahun sebelum IBM Watson muncul dengan gagasannya terjun ke bidang hukum.

Sebagai informasi, terdapat beberapa aplikasi lain yang juga dapat membantu kerja lawyer. Untuk kategori penggunaan dokumen, ada GoodReader, EzPdf, Documents To Go dan SignMyPad. Selanjutnya untuk mempermudah lawyer mengantur dan mengingat jadwal terdapat aplikasi Reminder dan Any.DO Task & To Do List yang dapat diunduh secara gratis.

Selain itu, Thomson Reuters telah menyediakan aplikasi untuk membantu memudahkan lawyer melakukan pencarian informasi hukum data serta riset dalam rangka pembuatan uji tuntas atau due diligence. Thomson Reuters mengembangkan sistem pencarian yang juga dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa ini ke dalam aplikasi bernama WestlawNext.
Tags:

Berita Terkait