Pria Berkebutuhan Khusus Ini Sukses Menjadi Pengacara
Berita

Pria Berkebutuhan Khusus Ini Sukses Menjadi Pengacara

Selain sukses menuju karier sebagai pengacara, Erik juga sukses menjadi atlet lari dalam olimpiade khusus.

Oleh:
RIA
Bacaan 2 Menit
Erik Weber. Foto: patch.com
Erik Weber. Foto: patch.com
Pengambilan sumpah advokat yang dilaksanakan di daerah asalnya San Diego, California, terdapat peserta ‘istimewa’. Betapa tidak, salah satu advokat yang diambil sumpahnya saat itu merupakan pria yang berkebutuhan khusus, tepatnya menyandang autis. Pria tersebut adalah Erik Weber.

Erik, begitu ia akrab disapa, didiagnosis dokter menyandang autis saat usianya masih 18 bulan. Dikutip dari Patch, media asal California, ibunda Erik, Sandy Weber mengatakan bahwa ketika itu Erik mengalami panas tinggi. Kemudian ketika pulih, Sandy harus menerima kenyataan bahwa putra bungsunya itu kehilangan kemampuan verbal dan motoriknya.

Tidak hanya sampai di situ, di usia Erik lima tahun, dokter menyarankan kepada kedua orang tua agar Erik disekolahkan di rumah saja. Dokter mengatakan bahwa autis yang diderita Erik cukup serius. Namun, Sandy tidak menyerah. Memasuki usia tujuh tahun, Erik berhasil mendapatkan kemampuan berbicaranya kembali. “Erik mulai belajar untuk mengucapkan kata-kata lagi,” ungkap Sandy.

Di awali dengan keberhasilan yang dicapainya itu, terhitung sejak dua tahun lalu pria yang didiagnosis menyandang autis itu kini telah menyandang gelar Juris Doctor (JD) dari California Western School of Law. Kesuksesan lain pun mengikuti dalam selang waktu satu tahun kemudian, Erik berhasil lulus ujian profesi advokat tanpa mengulang di tahun 2015.

“Saya ingat saya membuka pengumuman itu pada tanggal 15 Mei 2015 di gerai kopi Starbucks. Ketika pertama kali membukanya, saya sempat menutup halaman pengumumannya lalu membukanya lagi untuk memastikan bahwa saya tidak sedang berhalusinasi,” ujar Erik.

“Ketika saya menemukan saya ternyata benar-benar lulus, keyboard laptop saya basah dengan air mata kebahagiaan,” lanjutnya.

Dalam video talkshow Erik dengan sebuah media asal San Diego, KPBS, Erik mengatakan bahwa dengan bekal ilmu dan izin beracara yang dimilikinya, ia ingin mengabdikan diri menjadi education lawyer guna membantu orang-orang yang memiliki nasib sama dengan dirinya.

“Saya akan menjalankan praktik pengacara saya secara khusus di bidang hukum pendidikan. Saya ingin membantu orang-orang berkebutuhan khusus lainnya untuk bisa meraih apa yang mereka cita-citakan,” ujarnya dalam tayangan berjudul ‘Autistic San Diego Lawyer Plans To Practice Special Education Law’yang dapat disaksikan di saluran youtube KPBS itu.

Sebagai permulaan, Erik telah menuliskan sebuah makalah penelitian tentang orang-orang berkebutuhan khusus yang terpaksa harus berada di rumah saja. Dua pertiga dari kelompok orang-orang yang berada di rumah ini mendapat perlakukan tidak sebagaimana mestinya dan tidak ada pengawasan yang benar.

Erik juga telah menunjukkan makalahnya tersebut kepada dua anggota majelis dan satu anggota senator negara bagian dengan harapan bahwa makalahnya akan mendorong perubahan sistem yang ada.

Atlet Lari
Selain berprofesi sebagai pengacara, Erik juga merupakan seorang atlet lari dalam special olimpiade khusus atau special olympics yang diperuntukkan bagi orang-orang yang berkebutuhan khusus. Erik merupakan atlet lari marathon.

Banyak prestasi dan medali yang sudah berhasil diraih oleh Erik dalam olimpiade khusus ini. Prestasi yang baru-baru ini diraihnya adalah peringkat pertama dalam 47th Special Olympics Southern California Games. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada pertengahan Juni 2016 lalu.

“Ibu yang pertama kali mendorong saya untuk bisa ikut serta dalam olimpiade ini. Alasannya supaya saya dapat menemukan panutan dalam hidup saya. Sejak ada di dalamnya saya bertemu banyak teman juga mengukir banyak kemenangan. Dan seperti yang anda ketahui, saya juara pertama hari ini,” tutur Erik.

Sebagai informasi, berlari dan berlatih ini juga merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh Erik untuk membantunya menyelesaikan sekolah hukumnya. Hal ini disampaikan oleh Sandy. “Saya mendorong dia untuk tetap berlatih, karena dengan begitu dapat membantunya berpikir,” tukas Sandy.
Tags:

Berita Terkait