Menunggu Keterangan Ahli IT dalam Sidang Kopi Sianida
Berita

Menunggu Keterangan Ahli IT dalam Sidang Kopi Sianida

Sebelumnya sudah didengar keterangan ahli forensik dan seorang ahli racun.

Oleh:
FNH
Bacaan 2 Menit
Rekonstruksi sebagai bagian dari pembuktian dalam sidang kopi sianida. Foto: RES
Rekonstruksi sebagai bagian dari pembuktian dalam sidang kopi sianida. Foto: RES
Jika mengikuti perintah majelis hakim PN Jakarta Pusat, sidang pembunuhan berencana terhadap Wayan Mirna Salihin akan kembali mendengarkan keterangan  ahli. Selain itu, juga mengagendakan menghadirkan kembali saksi penyidik yang dalam sidang terdahulu belum memberikan keterangan lantaran sakit. Ini adalah bagian dari rangkaian pembuktian oleh penuntut umum.

Jika tak ada aral melintang, ahli yang bakal dihadirkan adalah ahli teknologi informasi (information technology/IT). Kehadiran ahli ini untuk menjelaskan rekaman CCTV mulai saat terdakwa Jessica Kumala Wongso datang ke Kafe Olivier Jakarta, memesan es kopi vietnam, pelayanan oleh karyawan kafe, hingga korban kejang-kejang setelah meminum es kopi yang disuguhkan.

Sebelumnya, penuntut umum sudah menghadirkan ahli forensik Slamet Purnomo, dan ahli racun (toksikolog) Nursamran Subandi. Hakim juga sudah mendengarkan keterangan saksi-saksi dari karyawan kafe. Termasuk kesaksian teman korban dan terdakwa, Hani Juwita Boon.

Pada persidangan lanjutan yang akan digelar Rabu (10/8), majelis ingin mendengar keterangan ahli IT. Dalam sidang pekan lalu, ketua majelis hakim Kisworo sudah meminta agar ahli IT dihadirkan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun selama persidangan, saksi ahli IT ini akan menjelaskan rekaman CCTV saat peristiwa terjadi. Kabarnya, ahli IT akan memperjelas gambar yang direkam oleh CCTV mencapai 32 megapixel. Ayah Mirna, Darmawan Salihin meyakini kesaksian ahli IT nanti akan menjelaskan keraguan publik apakah benar Jessica yang telah memasukkan sianida ke dalam es kopi Vietnam tersebut atau bukan. Sementara Otto Hasibuan, kuasa hukum Jessica, menegaskan tak ada saksi yang melihat kliennya memasukkan racun sianida ke dalam es kopi Vietnam.

“Nanti bisa dilihat pas ahli IT. Dia bisa memperjelas (rekaman CCTV) hingga 32 megapixel,” kata Darmawan saat ditanya kebenaran Jessica yang telah menghilangkan nyawa Mirna.

Dalam persidangan sebelumnya, saksi-saksi yang dihadirkan oleh JPU memberikan keterangan yang memberatkan terdakwa. Dari pihak Kafe Olivier, Devi Siagian mengungkapkan beberapa kejanggalan perilaku dari Jessica saat Mirna kejang-kejang setelah minum es kopi vietnam tersebut. Jessica, menurut Devi, seakan menghalangi pihaknya untuk menolong sahabatnya Mirna. Bahkan, ia heran melihat perilaku Jessica yang tidak panik dan tenang saat Mirna kejang-kejang. “Teman dia (Jessica), tapi kok malah kita yang lebih panik,” papar Devi.

Keanehan lainnya juga terungkap lewat karyawan Kafe Olivier lainnya, Marlon Alex Napitupulu. Marlon merasa aneh ketika Jessica langsung melakukan close bill padahal mimunan pesanannya belum dibuat. Keanehan lainnya adalah Marlon mengaku melihat sedotan sudah berada dalam kopi es Vietnam milik Mirna dengan posisi kepala sedotan masih tertutup pembungkus saat mengantar dua pesanan cocktail yang dipesan Jessica. Marlon juga mengaku melihat tiga paper bag yang ada di meja 54 tersebut.

Agus Triyono, pegawai Kafe Olivier lainnya, juga mengaku melihat keanehan dalam minuman es kopi vietnam milik Mirna. Sebelum kopi tersebut diseruput korban, Agus mengaku berkeliling kafe bersama karyawan lainnya. Saat itu, pandangan Agus terarah pada es kopi Vietnam milik Mirna yang sudah berwarna kuning kunyit. Bahkan Agus sempat berkelakar bersama temannya bahwa Mirna meminum jamu kunyit.

“Itu Ibunya minum jamu kunyit? Enggak lama, Ibu itu kolaps. Ada satu temannya panik pegangin Ibu itu, tapi Jessica kelihatan tenang saja,” terang Agus.

Hani pun memberikan pernyataan bahwa ia tak mengetahui bahwa Jessica telah melakukan close bill sebelum ia dan Mirna sampai di Kafe Olivie. Hani mengatakan, agenda pertemuan tersebut adalah perayaan reuni disertai dengan makan malam.
Tags: