Mengintip ‘Ritual’ Wajib Jelang Ujian PPAT
Berita

Mengintip ‘Ritual’ Wajib Jelang Ujian PPAT

Ikut pelatihan atau tentir yang diadakan baik oleh IPPAT atau notaris senior yang membuat pelatihan.

Oleh:
NNP
Bacaan 2 Menit
Suasana usai ujian PPAT 2016 (ilustrasi). Foto: NNP
Suasana usai ujian PPAT 2016 (ilustrasi). Foto: NNP
Bercengkrama bersama, lalu sesekali berfoto ria. Ada yang sambil ngemil kudapan dan ada pula yang ‘curhat’ satu dengan yang lainnya. Pemandangan itulah yang terlihat di sekitar pelataran kampus Universitas Trisakti, salah satu lokasi digelarnya ujian Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) yang digelar Minggu (6/11) lalu.

Aktivitas itu boleh jadi ‘diluapkan’ lantaran sejak pagi hari sekira pukul setengah sembilan harus berkonsentrasi penuh mengerjakan ratusan soal ujian model pilihan ganda (multiple choice) sampai siang hari. Ada jeda sekitar satu setengah jam, ujian sesi kedua kembali dimulai sejak pukul setengah dua siang dan baru selesai sekitar jam setengah lima sore. Total soalnya mencapai 170 soal. (Baca Juga: Keluh Kesah Multiple Choice Ujian PPAT, “Menjebak” dan Bikin Pusing Peserta)

Lazimnya, ujian merupakan hal wajar yang selalu dilakukan. Sejak sekolah tingkat dasar hingga perguruan tinggi, ujian selalu dilakukan saat kenaikan tingkat. Namun, ujian PPAT kali ini nampaknya lebih dari sekedar ujian. Selain karena baru diadakan setelah ‘kosong’ sejak tiga tahun lalu, ujian PPAT kali ini ibarat ‘hidup dan mati’ terutama bagi seseorang yang menunggu sejak lama kesempatan ini.

Salah seorang peserta ujian PPAT tahun 2016, Primastika Sandi mengatakan bahwa sebelum menghadapi ujian, ia mengumpulkan segala sumber bacaan yang terkait dengan materi ujian PPAT. Bahkan, jelang pelaksanaan ujian kemarin, ia mengikuti pelatihan atau tentir hingga sebanyak dua kali.

“Persiapan sebelum ujian, kumpulin bahan-bahan. Fotokopi diktat dari mana-mana. Ikut pelatihan, ikutnya dua kali tapi yang kedua cuma setengah hari,” kata Tika – sapaan akrab Primastika- usai ujian.

Yang dilakukan Tika, boleh jadi ‘ritual’ wajib yang selalu dilakukan setiap peserta ujian PPAT. Pantauan hukumonline, setiap pelatihan-pelatihan baik yang digelar oleh PP Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) maupun notaris senior selalu ramai diikuti oleh calon PPAT. Jumlahnya cukup fantastis, rata-rata pelatihan diikuti hampir kurang lebih 200 peserta.

Sayangnya, pelatihan tersebut tidak digelar merata. Mayoritas pelatihan masih berpusat di Jabodetabek atau beberapa kali di pulau Sumatera. Malahan ada salah satu dareah yakni di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur tidak ada pelatihan atau tentir sejenis yang ramai digelar di Jakarta.(Baca Juga: Moch. Zainal: Dari ‘Pulau Borneo’ ke Ibukota, Kejar Mimpi Jadi PPAT)

“Misalnya ikut tentirnya siapa, itu akan bagi-bagi ke teman. Ntar kalau tentir siapa, dia bagi juga (saling berbagi),” kata Tika.

Kurang lebih sama, peserta ujian PPAT tahun 2016 lainnya, Tyniya Suteja juga melakukan ritual serupa dengan Tika. Bedanya, ia malah tidak ikut pelatihan atau tentir yang banyak digelar menjelang pelaksanaan ujian PPAT kemarin. Selain karena rutinitas kerja di kantor notaris dan PPAT di Kabupaten Tangerang, ia lebih nyaman memilih mempersiapkan diri untuk ujian dengan belajar kelompok dengan teman-teman yang mengambil gelar M.Kn.

“Belajar dari diktat-diktat, belajar dari akta-akta yang udah pernah dibikin juga. Terus nanya-nanya temen, belajar kelompok, bisa online atau ketemu,” kata Tyniya.

Kepada hukumonline, Tyniya mengaku bahwa ujian PPAT tahun ini digelar sangat mendadak. Menurutnya, jeda waktu sejak pembukaan pendaftaran hingga pelaksanaan ujian sangat singkat. Sehingga, persiapan yang dilakukan dengan materi yang ‘segudang’, kata Tyniya sedikit sekali. (Baca Juga: BPN: Ujian Akan Digelar Satu Hari Penuh)

Alhasil, ia menyempatkan belajar selepas pulang beraktivitas setiap malam hari. Bila sudah terasa ngantuk, ia memilih langsung untuk beristirahat. Ritme belajar ala Tyniya cukup unik. Ia baru mulai ‘jor-joran’ menjelang hari pelaksanaan ujian. Namun, cara belajar seperti itu, ia yakini bisa membuat dirinya tidak stres lantaran terlalu memikirkan ujian terlalu dalam.

“Bahannya banyak banget, di saat kita masih kerja. Regulasi juga banyak banget, tapi so far kalau ada cukup waktu bisa dari lama belajarnya, ini kan dadakan (informasi ujian PPAT), singkat banget,” katanya.
Tags:

Berita Terkait