Selamat! Tim FH UGM Menang Kompetisi Arbitrase Semu Internasional
Berita

Selamat! Tim FH UGM Menang Kompetisi Arbitrase Semu Internasional

Selain mendapatkan 3 penghargaan, tiga oralist/speakers dari Tim FH UGM mendapatkan penghargaan Top 50 Advocates.

Oleh:
HAG
Bacaan 2 Menit
Tim FH UGM Menang Kompetisi Arbitrase Semu Internasional. Foto: Istimewa
Tim FH UGM Menang Kompetisi Arbitrase Semu Internasional. Foto: Istimewa
Kabar gembira datang dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM). Tujuh mahasiswa FH UGM yang mengikuti Kompetisi Arbitrase Semu melawan 33 negara berhasil membawa tiga penghargaan. Tim FH UGM dipimpin oleh Amelia Rohana Sonang yang beranggotalan Rizki Karim, Mutiara Khairunnisa, Rahma Reyhan, Indira Jauhara, Abigail Soemarko, dan Rosa Maheswari. Tim ini melakukan persiapan mulai Maret 2016.

"Kita mendapat tiga penghargaan yaitu Highest Team Ranking (dinilai cumulative berdasarkan hasil Oral Rounds dan Written Memorials), 2nd Best Memorial for Respondent, dan eringkat 7 di Oral Rounds," ujar Rizki Karim, salah satu anggota tim kepada hukumonline, Selasa (15/11).

Rizki menjelaskan Kompetisi ini diadakan tiap tahunnya sejak tahun 2007. Sedangkan tahun ini kompetisinya diadakan di Universidad Buenos Aires, Argentina dan diikuti oleh 59 universitas berbeda dari 33 negara, untuk Global Roundsnya pada 3-6 November 2016. Tahun ini adalah kelima kalinya UGM ikut berkompetisi, sejak tahun 2012. (Baca Juga: Bersejarah! FHUI Resmikan Museum FH Pertama di Indonesia)

Kompetisi Arbitrase Semu Internasional ‘Foreign Direct Investment’ diselenggarakan oleh Centre for International Legal Studies (CILS) dari Salzburg, Austria dibantu oleh King’s College London, Pepperdine University School of Law, Suffolk University Law School, dan the German Institution for Arbitration.

Sedangkan tema kompetisinya adalah sengketa internasional antara penanam modal asing (foreign investor) dengan pemerintah negara (Host-State), di mana sengketa tersebut dibawa ke hadapan majelis arbitrase internasional.

Rizki menceritakan, sejak pertama kali tim terbentuk, persiapan yang dilakukan adalah penulisan Memorial untuk sisi Respondent dan Claimant yang dilakukan hampir 6 bulan. Lalu, dilanjutkan dengan persiapan Oral Rounds, di mana para oralists/speakers berlatih mempresentasikan argumen-argumen di setiap sisi secara verbal dan mempersiapkan jawaban-jawaban untuk segala pertanyaan yang mungkin akan ditanya oleh para arbitartors.

Namun dari segi persiapan tidak selalu berjalan mulus, ada saja tantangan yang dihadapi. Yang paling berat menurut Rizki adalah melakukan keseimbangan antara latihan dan kegiatan akademik di kampus. (Baca Juga: FH Unlam Tuan Rumah Simposium dan Pelatihan Mahupiki)

"Malahan ada suatu saat ketika pembuatan Memorial, bulan May-Juni, di mana tim harus latian jarak jauh karena ada yang harus magang di Jakarta, short course di luar negeri, dan ada yang melakukan KKN. Tapi untungnya anggota-anggota tim tetap committed dan akhirnya target kita tetap berjalan dan berkas tetap diupdate tiap minggunya walaupun hanya berhubungan lewat email," tuturnya.

Dia menambahkan, persiapan untuk mendapatkan Visa Argentina juga cukup memakan banyak waktu. Akan tetapi, tantangan tersebut malah memberi keuntungan bagi tim untuk dapat latihan di Jakarta.

"Karena kita harus bolak balik Jakarta-Yogyakarta, kita jadi bisa sekalian latihan sama alumni dan lawyers di Jakarta. Kemudian, ketika sudah sampai di Buenos Aires, yang kami bisa lakukan hanya untuk tetap percaya diri, percaya sama tim, percaya sama apa yang kita persiapkan selama ini akan cukup untuk membawa tim maju terus ke atas," ujarnya. (Baca Juga: Pendidikan Hukum Berkualitas, Kunci Profesi Hukum Berintegritas)

Kerberhasilan Tim FH UGM ternyata juga tidak lepas dari bantuan dosen dan alumni. Khusus sebagai pembimbing Tim, dibimbing oleh Prof. Tomi Utomo yang membantu dalam proses pembuatan berkas/memorial, dan juga selalu memotivasi tim mengenai apapun yang dibutuhkan menuju kompetisi di Argentina.

"Dosen turut andil mulai dari pemilihan tim, mereka juga selalu supervisi perkembangan tim mulai dari pembuatan proposal, latihan, pengurusan administrasi di kampus, sampai pengurusan visa. Alumni-alumni juga terlibat baik lewat sponsorship, juga latihan oral pleading di firma hukum mereka," ujarnya.

Untuk diketahui, selain mendapatkan 3 penghargaan tersebut, tiga oralist/speakers dari Tim FH UGM juga mendapatkan penghargaan Top 50 Advocates; Mutiara Khairunnisa (peringkat 17), Rizki Karim (peringkat 22), dan Amelia Rohana Sonang (peringkat 30).

Tags:

Berita Terkait