Laporan BPH Migas Selama Posko Nasional 2017
Berita

Laporan BPH Migas Selama Posko Nasional 2017

Beban puncak pemakaian listrik secara nasional juga masih berada di bawah kapasitas.

Oleh:
M Dani Pratama Huzaini
Bacaan 2 Menit
Anggota Komite BPH Migas, Ahmad Rizal setelah Konfrensi Pers di Kantor BPH Migas, Senin (10/7). Foto: DAN
Anggota Komite BPH Migas, Ahmad Rizal setelah Konfrensi Pers di Kantor BPH Migas, Senin (10/7). Foto: DAN
Menteri ESDM Ignasius Jonan sebelumnya menginstruksikan kepada seluruh unit di Kementerian ESDM dan para pemangku kepentingan sektor ESDM, yakni PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan AKR Corporindo, untuk mengamankan pasokan energi selama arus mudik dan arus balik Idul Fitri 1438 H melalui posko nasional ESDM. Jonan juga menunjuk Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa sebagai penanggung jawab posko.

Tugas utama posko ini adalah melakukan koordinasi dalam penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG), mengawasi kondisi kelistrikan di setiap wilayah di Indonesia, dan memantau potensi bencana geologi, termasuk memberi rekomendasi terkait mitigasi bencana geologi.

Petugas posko, yang terdiri dari pejabat dan staf Kementerian ESDM bekerja 24 jam sehari, selama 28 hari, terhitung mulai tanggal 10 Juni hingga 8 Juli 2017 lalu. Dalam melaksanakan pemantauan terhadap subsektor migas, listrik, dan geologi, petugas posko dibagi menjadi 2 tim yang masing-masing bertugas selama 12 jam dalam satu hari dan berkewajiban berkoordinasi dan melakukan supervisi kepada para pemangku kepentingan kunci yang bertugas di seluruh wilayah di Indonesia. (Baca Juga: Melek Hukum Saat Berlebaran)

"Kita juga melakukan video conference dengan teman-teman di daerah, sehingga begitu ada permasalahan bisa langsung diatasi," tutur Anggota Komite BPH Migas, Ahmad Rizal, dalam konfrensi pers bersama wartawan, Senin (10/7), di Sekretariat Posko Nasional yang bertempat di Kantor BPH Migas.

Rizal menjelaskan secara garis besar, hasil pelaksanaan Posko Nasional ESDM Tahun 2017 sebagai berikut: Pertama, Pemantauan lapangan dilakukan di 24 wilayah/titik yang tersebar di Propinsi Bali, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, DIY, Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Sumatera Barat. Kemudian pemantauan lapangan dilakasanakan pula yang diarahkan oleh Menteri ESDM yaitu di Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Jambi, Banka Belitung.

Kedua, Posko Nasional ESDM melaukan video conference pada wilayah pelaksanaan monitoring dan pada wilayah yang berpotensi bencana dan terdapat kendala penyediaan dan pendistribusian BBM guna memastikan kondisi actual di lapangan secara langsung. Ketiga, Posko Nasional ESDM juga melakukan koordinasi dan pertukaran informasi dengan posko nasional yang dikoordinir oleh kementrian perhubungan. (Baca Juga: Pemerintah Inisiasi Lahirkan UU Transportasi Antarmoda)

Selama kegiatan posko nasional ESDM dilaksanakan, beberapa informasi yang dapat disampaikan, antara lain, dari sektor BBM dan LPG, Kondisi penyediaan dan pendistribusian BBM secara Nasional masih berlangsung normal. Rizal menyebutkan sempat terdapat permasalahan yang di sektor BBM yaitu adanya kendala dalam melakukan pengiriman BBM ke SPBU di wilayah Pantura karena kepadatan lalu lintas pada H+5 dan H+6. Namun stok BBM pada SPBU masih dalam kondisi aman.

Langkah-langkah yang telah dilakukan oleh posko nasional ESDM dalam menjamin pendistribusian BBM ke masyarakat pada masa lebaran 2017 berupa,  Pengoperasian TBBM menjadi 24 jam; pembuatan SPBU kantong untuk menjaga ketersediaan BBM di 71 lokasi; penambahan jumlah armada sebanyak 2.637 mobil tangki; (Baca Juga: 5 PR Pemerintah Tiap Mudik Lebaran)

mengoperasionalkan mobil dispenser sejumlah 9 buah yang ditempatkan di rest area yang tidak memiliki SPBU; penyediaan sejumlah kios PT. Pertamina (Persero) dan 3 Kios PT. AKR Corp yang menyediakan BBM dalam kemasan yang ditempatkan pada jalur-jalur mudik; pendirian serambi Pertamax di 10 lokasi; penyiapan Pertamax Motor sebanyak 83 unit; koordinasi dengan kepolisian untuk melakukan pengawalan terhadap mobil tangka BBM pada saat terjadi kepadatan lalu lintas.

Cadangan operasional BBM secara Nasional selama masa lebaran 2017 rata-rata diantara 20-70 Hari, sedangkan untuk cadangan harian LPG berada pada anka 17 Hari. Rizal juga menuturkan bahwa selama masa lebaran 2017, terdapat peningkatan pendistribusian jenis BBM Premium, Pertalite, Pertamax, dan Avtur, serta adanya penurunan pendistribusian untuk jenis BBM Solar.

Pucak realisasi BBM jenis Bensin terjadi pada H-1 dengan realisasi total Premium mencapai 1.021.674 KL; Pertalite 1.262.239 KL; Pertamax 516.285 KL dan Solar mencapai 991.706 KL. Dibandingkan dengan masa lebaran 2016, Pendistribusian BBM Premium mengalami penurunan, sedangkan BBM Pertalite dan Pertamax mengalami peningkatan.

Di Sektor Ketenagalistrikan, Rizal memaparkan selama masa lebaran 2017, tidak ada daerah yang mengalami kondisi defisit listrik. Beban puncak pemakaian listrik secara nasional juga masih berada di bawah kapasitas.

Terdapat beberapa wilayah yang secara konstan berstatus siaga yaitu, Jayapura, Sorong & Papua Isolated dan Bima-Sumabawa. Status siaga merupakan status dimana beban puncak pada silayah distribusi tersebut berada di atas kapasitas pembangkit terbesar pada wilayah distribusi tersebut. Hal ini masih normal terjadi, hanya diperlukan perhatian lebih pada wilayah-wilayah yang masuk dalam kondisi siaga itu agar tidak terjadi ha-hal yang tidak diinginkan.

Sementara sektor Kebencanaan Geologi, dilakukan monitoring secara menerus terhadap Gunung Sinabung I Sumatera Utara selama lebaran dengan tingkat kegiatan level IV (Awas). Terjadi beberapa kali letusan.

Selain itu, terjadinya letusan freatik kawah sileri Gunung Dieng pada tanggal 2 Juli. 12 Orang wisatawan mengalami luka ringan dan sedang. Tindakan yang diambil selanjutnya adalah penutupan kawah Sileri untu umum dan melakukan pemantauan kandungan gas secara rutin.

Juga terjadi peningkatan aktifitas pada Gunung Merapi di Sumatera Barat, Gunung Duko Dukono di Halmahera, Gunung Ibu di Halmahera. Selama posko Nasional ESDM berlangung, terjadi 15 kali gempa bumi dengan mayoritas terpusat pada wilayah Indonesia Timur.

Terakhir, Rizal memaparkan beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait kegiatan pelaksanaan posko nasional ESDM adalah, Posko Nasional memastikan kecukupan stok BBM di tangki penyimpanan; perhatian khusus pada jalur-jalur mudik, wisata, dan daerah-daerah kritis; melakukan pengaturan waktu dalam melakukan pengiriman BBM; melanjutkan layanan ekstra serat peningkatan inovasi pelayanan BBM; meningkatkan keterlibatan Badan Usaha di luar PT. Pertamina (Persero) dan PT. AKR Corp; meningkatkan Koordinasi dengan stakeholder di bidang perhubungan; penyampaian data BBM, kelistrikan, LPG, dan GEologi sesuai dengan waktu posko.

Tags:

Berita Terkait