Kenangan di Bukit Duri
Foto Essay

Kenangan di Bukit Duri

Meski pasrah, sebagian warga tetap menerima relokasi ke tempat lain.

Oleh:
Resa Esnir
Bacaan 2 Menit
Foto: RES
Foto: RES
Banyak cerita yang melatari penamaan Bukit Duri, Jakarta Selatan. Ada yang bilang, nama Bukit Duri berasal dari pagar bambu berduri yang bertujuan untuk melindungi para penebang hutan dan tukang kebun dari gerilya tentara Mataram dan Banten. Namun apapun ceritanya, Bukit Duri telah menjadi bagian dari wilayah Jakarta Selatan yang menjadi salah satu wilayah strategis di Ibukota DKI Jakarta.

Hukumonline.com

Lain dulu lain sekarang. Wilayah yang konon dilindungi pagar bambu berduri tersebut kini telah ditempati oleh sebagian warga Jakarta. Bahkan, ada warga yang hidup dan tinggal di pinggiran Sungai Ciliwung yang membentang di sepanjang wilayah Bukit Duri dan membelah Kota Jakarta.

Hukumonline.com

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak beberapa tahun lalu pun mulai menata area di pinggiran Ciliwung. Tahun lalu, sebagian warga Bukit Duri juga tergusur.

Hukumonline.com

Tak hanya Bukit Duri, wilayah lain pun terkena dampaknya. Kampung Pulo, Jakarta Timur misalnya. Telah lebih dahulu ikut digusur. Ratusan hingga ribuan rumah di sepanjang bibir sungai digusur sebagai bentuk normalisasi Ciliwung.

Hukumonline.com

Kali ini, Selasa (11/7), giliran sebagian warga Bukit Duri yang lain khususnya di lingkungan RW 12 Kelurahan Bukit Duri, Jakarta Selatan, harus menghadapi ganasnya eskavator petugas.

Hukumonline.com

Wajah lingkungan tak lagi seperti dulu. Sebagian besar bangunannya nyaris rata bersama tanah yang hanya menyisakan dinding di beberapa bagian. Pintu dan kusen jendela yang hilang menjadi simbol kepasrahan warga menghadapi kenyataan.

Hukumonline.com

Penggusuran yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta menyasar kawasan di RT 1, RT 2, RT 3, dan RT 4 di lingkungan RW 12. Kawasan tersebut berdekatan dengan bantaran Sungai Ciliwung dan Depo KRL Bukit Duri. Dentuman besi eskavator di permukiman Bukit Duri tersebut, mengubah situasi menjadi tegang. Pekerjaan proyek normalisasi Sungai Ciliwung itu satu persatu meratakan bangunan dengan tanah, hingga yang tersisa hanya puing.

Hukumonline.com

Suara bising reruntuhan bangunan menambah ketegangan di kawasan itu. Namun, warga setempat hanya dapat pasrah menyaksikan dari jauh tempat tinggal mereka dilibas alat berat. Isak tangis seorang ibu sambil meratapi rumahnya yang kini telah rata dengan tanah mulai tumpah.

Hukumonline.com

Pipit, warga RT 2 RW 12, mengatakan bukan hal aneh jika ada warga menitikkan air mata. Apalagi, mereka yang sudah tinggal puluhan tahun di bantaran Ciliwung itu, telah menyimpan ribuan kenangan.

Hukumonline.com

Warga lainnya, yang biasa disapa Babeh, mengaku kecewa dengan penggusuran yang dilakukan oleh Pemprov. Tapi, ia mengaku pasrah saja dan menerima penggusuran tersebut. “Gimana lagi, pemerintah yang minta. Udah enggak bisa lagi ditolak. Pasrah saja saya," kata Babeh pada hukumonline di sekitar puing-puing rumahnya.

Hukumonline.com

Rumah milik Babeh sudah dibongkar sejak dirinya mendapat SP3 dari lurah Bukit Duri. Rumah Babeh tak utuh lagi, hanya menyisakan tembok tanpa kusen pintu dan jendela. “Saya bakal pindah ke Cakung. Sudah terima Rusun,” katanya.

Hukumonline.com

Menurut Babeh, sebagian besar warga setempat memang memilih direlokasi ke Cakung daripada di Marunda. Pilihan warga ini disetujui pemerintah. Selain sudah ada tempat lain untuk direlokasi, ia mengaku mau pindah dari Bukit Duri lantaran sudah puas mengalami banjir.

“Kalau kebanjiran sudah puas. Makanya, kata Pak Ahok (Basuki Tjahaya Purnama) kan ini biar tidak banjir, ya kami terima saja," kata dia.

Hukumonline.com

Saat pembongkaran, ada sebagian warga mengangkut barang-barangnya sendiri dengan dibantu petugas. Tak sedikit di antara mereka yang melakukan pembongkaran rumahnya sendiri.

Hukumonline.com

Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, menyatakan meski masih dalam proses hukum, DJarot mengatakan penertiban akan tetap dilakukan.

Hukumonline.com

Warga di kawasan Bukit Duri yang akan dibongkar ini memang sudah direlokasi ke Rusun Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur. Warga Bukit Duri yang terkena relokasi itu mulai pindah sejak pekan lalu, tepatnya Rabu (5/7). "Jadi targetnya hari ini selesai, rata, itu kan panjangnya hanya 700 meter," kata Wali Kota Jakarta Selatan Adi Kurniadi, Selasa (11/7).

Hukumonline.com

Pemkot Jakarta Selatan telah mengirimkan surat peringatan ketiga (SP3) kepada warga Bukit Duri sejak 5 Juli 2017 lalu. Warga diminta mengosongkan rumah pada hari itu juga. Total warga Bukit Duri yang terkena dampak normalisasi Ciliwung ini sebanyak 355 keluarga.

Hukumonline.com

Bagaimanapun asal muasal penamaan Bukit Duri, tetap saja menjadi kenangan bagi sebagian warganya. Kini, para warga Bukit Duri yang telah pindah ke tempat lain hanya bisa cerita mengenai warna kehidupan mereka sebelum palu godam petugas meratakan bangunan.
Tags: