Polri Diminta Lebih Aktif Demi Tuntaskan Kasus Novel
Berita

Polri Diminta Lebih Aktif Demi Tuntaskan Kasus Novel

Semua pihak perlu membantu Polri dan KPK agar kasus Novel dapat segera dituntaskan.

Oleh:
Rofiq Hidayat/ANT
Bacaan 2 Menit
Aksi koalisi masyarakat sipil anti korupsi memberikan dukungan untuk penyidik KPK Novel Baswedan serta KPK secara lembaga di Jakarta, Selasa (11/4).
Aksi koalisi masyarakat sipil anti korupsi memberikan dukungan untuk penyidik KPK Novel Baswedan serta KPK secara lembaga di Jakarta, Selasa (11/4).
Belum terungkapnya pelaku dan dalang penyiraman air keras ke wajah penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menimbulkan keprihatinan dari berbagai pihak. Salah satunya, datang dari kalangan parlemen yang menilai pengungkapan kasus ini menjadi tantangan terbesar bagi jajaran Kepolisian RI.  

Wakil Ketua DPR Fadli Zon menyayangkan belum tuntasnya pengusutan kasus Novel. Dia menilai penanganan kasus Novel terlihat lamban. Bahkan, kata Fadli, terkesan ada sesuatu yang ditutup-tutupi. Padahal, kasus Novel ini cukup menyita perhatian publik. Tak terkecuali, pegiat anti korupsi sudah berulang kali mendesak Polri agar segera membongkar identitas pelaku dan dalang aksi tersebut.

“Tapi, (mungkin) pihak Polri tentu punya deadline dalam menyelesaikan kasus ini, sehingga kita bisa move on tidak selalu mempertanyakan kenapa ini tidak selesai. Ini jadi tantangan bagi Polri,” ujarnya di Komplek Gedung Parlemen, Selasa (1/8/2017). Baca Juga: Kapolda Perintahkan Segera Ungkap Pelaku Penyerang Novel Baswedan

Dia mengatakan bila dalam penyelidikan kasus ini sudah mengarah pihak tertentu yang ditengarai menjadi pelaku, maka tidak diperlukan dibentuknya Tim Pencari Fakta (TPF). “Kalau pelaku sudah diketahui dan orangnya berada di sekitar itu ya kita harus menegakan hukum apa adanyalah. Kalau memang terhambat karena ada satu prosedur atau conflict of interest ya bisa saja dibentuk TPF,” ujarnya.

Namun, ia yakin Polri memiliki cara tersendiri dalam mengungkap kasus Novel meski penanganannya dirasa lamban. “Yang pasti, Novel membutuhkan kepastian dan keadilan terhadap peristiwa yang dialaminya. Tugas Polri di bawah kepemimpinan Jenderal Tito Karnavian untuk segera mengungkapnya,” harapnya.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane berharap penanganan dan pengungkapan kasus Novel dapat diproses cepat oleh Polri. Namun, Neta tidak sependapat dengan rencana Presiden Joko Widodo membentuk TPF dengan beberapa alasan.

Pertama, kasus tersebut penanganannya oleh Polri masih dalam hitungan bulan. Terlebih tidak mudah mengungkap kasus tersebut lantaran tidak adanya saksi dan alat bukti yang komprehensif untuk mengungkap pelaku. Karena itu, Polri masih membutuhkan waktu untuk membongkar pelaku dan dalang aksi tersebut.

Sama halnya, ketika KPK hendak mengungkap kasus dugaan korupsi PT Pelindo II yang membutuhkan waktu cukup lama. “Sudah hitungan satu tahun, belum ada penuntasan. Tetapi, publik tetap memberikan kesempatan kepada KPK untuk menuntaskannya dan publik tidak menuntut dibentuknya Tim Pencari Fakta Independen untuk menuntaskan kasus Pelindo II  tersebut,” kata dia.

Kedua, ada tim dari KPK sudah bergabung dengan Polri dalam menuntaskan dan mengungkap kasus Novel. Ketiga, Polisi sudah menambah kekuatan personil intinya baik dari Polda Metro maupun Mabes Polri dalam upaya membongkar kasus penyidik senior di KPK ini. Baca Juga: Presiden Diminta Bentuk Tim Investigasi Independen Kasus Novel

Keempat, progress penanganan kasus Novel juga cukup signifikan, seperti 50 saksi sudah diperiksa, 5 orang yang dicurigai sempat diamankan, sejumlah cctv di radius 1 km sudah diamankan dan sketsa orang yang dicurigai sudah dibuat. “Dengan adanya hal ini terlihat bahwa Polri cukup serius untuk menuntaskan kasus ini,” ujarnya.

Karena itu, pihaknya mendorong Polri agar lebih aktif dalam menyampaikan progress penanganan kasus Novel kepada publik. Dengan begitu, pubik dapat mengetahui keseriusan Polri terhadap penanganan kasus tersebut. Tak kalah penting, Novel pun mesti bersikap aktif (kooperatif) membantu penyidik Polri untuk mengungkap kasusnya.

“Semua pihak memang perlu juga membantu Polri dan KPK agar kasus Novel ini bisa segera dituntaskan,” harapnya.

KPK siap bantu Polri
Terpisah, KPK siap membantu kepolisian sekaligus menemani tim Kepolisian baik dari Polda Metro Jaya maupun Mabes Polri untuk memeriksa penyidik KPK Novel Baswedan di Singapura. "Mulai sekarang biar jelas bahwa tim KPK tiap saat siap untuk menemani teman-teman dari Polda untuk pergi memeriksa Mas Novel di Singapura, kami sudah sampaikan itu sejak lama," kata Wakil Ketua KPK Laode M Syarif di Jakarta, Selasa (1/8/).

Hal itu disampaikan Laode menanggapi pernyataan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian yang mengatakan bahwa polisi masih menunggu KPK untuk dapat melakukan pemeriksaan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan di Singapura pada Senin (31/7) kemarin usai menghadap Presiden Jokowi di Istana Negara.

"Sampai hari ini informasi dari KPK untuk keberangkatan ke Singapura mendampingi di Singapura belum kami terima dan mungkin dalam beberapa hari ke depan dalam minggu ini kami akan melakukan pembicaraan dengan komisioner KPK untuk membahas langkah-langkah ini baik pemeriksaan untuk mendengar keterangan Novel secara detail di Singapura maupun tim penyelidik dari KPK yang bergabung dengan Polri untuk memverifikasi teknis hal-hal yang sudah dikerjakan oleh polisi," kata Tito pada Senin (31/7) kemarin.

"Kami sudah siap dari awal kalau tim Polda mau pergi ke sana untuk mem-BAP Novel dan kawan-kawan kami siap. Kami siap menemani beliau-beliau," tegas Laode.

Laode pun berharap agar kepolisian segera menangkap pelaku penyerangan Novel sesuai instruksi Presiden Joko Widodo. "Itu instruksi yang sudah ke berapa kali dari Presiden (Joko Widodo), KPK dan Mas Novel dan keluarganya sangat menghargai dan mudah-mudahan setelah ini penyerang Novel bisa segera ditangkap, untuk juga menghilangkan salah sangka yang berkembang liar, jadi lebih cepat lebih baik lagi," kata Laode.

Menurut Laode, Novel sedang menjalani berobat jalan di Singapura. "Sekarang (Novel) rawat jalan, tapi harus setiap beberapa saat ke rumah sakit sehingga belum bisa pulang ke Indonesia karena tujuan rawat jalan itu supaya mudah-mudahan darah mengalir ke kornea mata kiri yang rusak itu supaya bisa sembuh lebih cepat. Kalau itu tidak menolong nanti akan ada tindakan operasi di mata kiri Mas Novel. Mohon doanya," harap Laode.

Pada Senin kemarin, Kapolri menunjukkan sketsa terbaru pelaku penyerangan Novel Baswedan yaitu pria dengan ciri-ciri tingginya sekitar 167-170 cm, berkulit agak hitam, rambut kriting dan badan cukup ramping. Baca Juga: Kasus Novel Dinilai Mandek, Komisi III Desak Polri Kerja Cepat

Untuk diketahui, Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang pengendara motor di dekat rumahnya pada 11 April 2017 seusai sholat Shubuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya. Mata Novel pun mengalami kerusakan sehingga ia harus menjalani perawatan di Singapore National Eye Centre (SNEC) sejak 12 April 2017 hingga kini. 
Tags:

Berita Terkait