Suziani Fitriyana, Sarjana Hukum di Balik Rimba Baca
Foto Essay

Suziani Fitriyana, Sarjana Hukum di Balik Rimba Baca

Kecintaan pada dunia anak-anak tak hanya ditunjukkan pada berdirinya perpustakaan saja. Fitri juga membuka kelas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) gratis di tempat yang sama, yang dikhususkan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.

Oleh:
Resa Esnir
Bacaan 2 Menit
Suziani Fitriyana. Foto: RES
Suziani Fitriyana. Foto: RES
Membaca dan berinteraksi dengan anak-anak menjadi modal bagi Suziani Fitriyana saat mendirikan perpustakaan Rimba Baca. Dua kegemaran tersebut yang melatari dirinya mendirikan perpustakaan yang terletak di bilangan Jakarta Selatan sejak tahun 2011 silam itu.

Hukumonline.com

Hukumonline.com
Perpustakaan asri tersebut memiliki dua lantai. Lantai pertama, penuh dengan koleksi buku anak-anak dari berbagai umur dan berbagai topik baik dalam bahasa Indonesia hingga bahasa Inggris. Selain sebagai tempat membaca, Rimba Baca juga dilengkapi tempat mewarnai lengkap dengan tersedianya kertas dan krayon warna warni. Di lantai ini, khusus untuk tiga kelompok anak-anak, berusia 0-3 tahun, 4-8 tahun dan 9-12 tahun.

Hukumonline.com
Selain itu, di Rimba Baca juga menyediakan beberapa mainan edukatif, boneka-boneka lucu hingga topi unik (misal seperti topi bajak laut). Seluruhnya bisa dimainkan oleh anak-anak yang datang. Di masing-masing lantainya terdapat kamar mandi yang bersih dan bisa digunakan baik oleh orang tua maupun anak-anak. 

Hukumonline.com
Sedangkan di lantai dua, koleksi buku yang tersedia khusus untuk para orang tua/pendamping. Hal ini menambah kesan bahwa Rimba Baca merupakan tempat yang tepat bagi para orang tua dengan anak-anak menghabiskan waktu bersama sekaligus playdate.

Hukumonline.com
Wanita yang masuk Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada tahun 1995 itu ingat betul alasan dirinya membuka Rimba Baca. Fitri ingin orang tua dan anak-anak di waktu yang sama memiliki tempat khusus dan nyaman saat menghabiskan waktu keluarga dengan membaca. 

Hukumonline.com
“Awalnya saya kepikiran pada saat saya masih kuliah master di Belanda (Rotterdam), di sana perpustakannya nyaman banget dan saya merasa pada saat itu di Jakarta saya tidak menemukan tempat senyaman itu untuk bisa membaca, tanpa harus ke kafe,” tutur Fitri yang saat ini bekerja sebagai HR Manager Deloitte Itu.

Hukumonline.com
Namun, Fitri tidak ingin buku-buku tersebut diperjualbelikan. Ia ingin, buku-buku itu dapat dipinjam sehingga orang bisa dating kapan pun ia mau. Idenya datang dari film You’ve Got Mail yang diproduksi tahun 1998 silam. Salah satu tokoh di film itu memiliki toko buku, meski tak besar tapi hangat. Bahkan, di film tersebut, toko buku itu menjadi bagian dari lingkungan sekitar. 
Halaman Selanjutnya:
Tags: