​​​​​​​Trimoelja D. Soerjadi, Pengacara Pedesaan Berjiwa Merdeka
Pejuang Keadilan dari Surabaya

​​​​​​​Trimoelja D. Soerjadi, Pengacara Pedesaan Berjiwa Merdeka

Salah seorang advokat kawakan Indonesia yang lebih memilih tetap berkantor di luar Jakarta adalah Trimoelja D. Soerjadi. Sebagian dari kiprahnya di dunia advokat Indonesia akan disajikan dalam beberapa tulisan.

Oleh:
Muhammad Yasin
Bacaan 2 Menit
Trimoelja D Soerjadi. Foto: NEE
Trimoelja D Soerjadi. Foto: NEE

Keinginan untuk menuliskan kiprah Trimoelja D Soerjadi di dunia advokat sudah lama dibahas di rapat redaksi hukumonline. Ada banyak pertimbangan yang mengemuka, dan banyak pula sudut pandang yang disampaikan. Trimoelja adalah salah seorang advokat kawakan Indonesia yang kiprahnya dikenal dan dikenang banyak orang.

 

Keinginan itu semakin bertambah ketika Pak Tri –begitu Trimoleja disapa kolega dan teman—menjadi ketua Tim Advokasi Bhinneka Tunggal Ika, sebuah tim pengacara Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Kala itu, Basuki sebagai Gubernur DKI Jakarta, didakwa melakukan tindak pidana dan diproses di Pengadilan Negeri Jakarta Utara yang bersidang di auditorium Kementerian Pertanian.

 

Beberapa kali awak redaksi hukumonline menyambangi Pak Tri sebelum atau sesudah sidang untuk mengajukan satu dua pertanyaan. Selaku ketua tim pengacara Pak Tri memang banyak dicari jurnalis dan menjadi narasumber utama untuk menjelaskan kasus Basuki itu dari perspektif penasihat hukum.

 

(Baca juga: Tim Pengacara Ahok Beragam Latar, Ini Daftarnya)

 

Perkara Ahok bukan kasus pertama yang melambungkan namanya ke pentas nasional. Jauh sebelumnya, Trimoelja sudah dikenal sebagai advokat yang menangani kasus-kasus yang menarik perhatian publik. Kasus pembunuhan aktivis buruh Marsinah salah satunya. Kasus pembunuhan ini menjadi perhatian nasional dan internasional karena memperlihatkan represi kekuasaan terhadap aktivitas gerakan buruh.

 

Kali lain, Trimoelja menunjukkan komitmennya untuk membela kasus-kasus yang menimpa kalangan pers. Ia, misalnya, menjadi pengacara yang mengadvokasi gugatan terhadap keputusan Menteri Penerangan Harmoko. Sebaliknya, ia tak menolak mewakili tentara untuk menggugat media massa. Begitulah, sejarah mencatat sebagian dari kiprah kepengacaraan Pak Tri.

 

Hukumonline.com

 

Untuk menuliskan sebagian dari kisah perjalanan hidup Pak Tri itu, redaksi juga harus membuka kembali dokumen-dokumen dan literatur lama mengenai perkara-perkara yang pernah ditangani Trimoelja. Tentu saja, dokumen yang paling banyak membantu adalah buku 65 Tahun Trimoleja D Soerjadi, Kendala Menegakkan Keadilan dan Kebenaran, dan buku Trimoelja D Soerjadi Manusia Merdeka: Sebuah Memoar (2014). Buku pertama dirilis bersamaan dengan ulang tahun ke-65 Trimoelja, sedangkan buku kedua dipersembahkan untuk ulang tahunnya yang ke-75.

 

Trimoelja dilahirkan di Surabaya 7 Januari 1939 dari keluarga yang menggeluti dunia hukum. Bapaknya, Mr. R Soerjadi, adalah pensiunan hakim (pernah menjadi Ketua Pengadilan Negeri Bondowoso) yang kemudian menjalankan profesi advokat. Ibunya, RA Soemarti Rajoeng Wulan. Keluarga memanggil Pak Tri sebagai Waras, nama yang diberikan dokter sebagai ‘doa’ agar Trimoelja sembuh dari sakit-sakitan waktu kecil.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait