Ahli Sebut Peran BUMN Cenderung Eksploitatif
Berita

Ahli Sebut Peran BUMN Cenderung Eksploitatif

Padahal, sesuai Pasal 23C UUD 1945 dan Putusan MK 48/PUU-XI/2013, BUMN masuk pada subbidang pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan dengan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum.

Oleh:
Agus Sahbani
Bacaan 2 Menit
Prof. Koerniatmanto dari Universitas Parahiyangan dan Bernaulus Saragih dari Universitas Mulawarman saat memberikan keterangan ahli dalam sidang lanjutan pengujian UU No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Mahkamah Konstitusi di Jakarta, Rabu (18/4). Foto: RES
Prof. Koerniatmanto dari Universitas Parahiyangan dan Bernaulus Saragih dari Universitas Mulawarman saat memberikan keterangan ahli dalam sidang lanjutan pengujian UU No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Mahkamah Konstitusi di Jakarta, Rabu (18/4). Foto: RES

Dalam operasional usaha, peran BUMN dinilai belum memperhatikan kesejahteraan rakyat karena tujuan dari pendiriannya adalah mengejar keuntungan. Sebab, frasa yang ada dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a dan b serta Pasal 4 ayat (4) UU BUMN mengisyaratkan BUMN mengutamakan mencari keuntungan. Hal tersebut disampaikan Bernaulus Saragih selaku ahli yang dihadirkan Pemohon dalam sidang lanjutan pengujian Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rabu (18/4/2018).

 

Pakar manajemen kehutanan Universitas Mulawarman Samarinda tersebut, menjabarkan apabila ditinjau dari aspek pemeliharaan lingkungan, BUMN adalah mesin pemerintah menjadi alat pemiskinan masyarakat yang ada di daerah pengelola dan penghasil sumber daya alam seperti migas, barubara, hutan, dan lainnya. Atas hal tersebut, Bernaulus pun mempertanyakan hak yang salah pada BUMN di Indonesia.

 

“Ada yang salah dengan BUMN kita? Ya, mulai dari tujuan dan pengawasannya itu telah salah, sehingga BUMN cenderung ekploitatif,” jelas Bernaulus dalam sidang pleno yang dipimpin Ketua MK Anwar Usman seperti dikutip resmi MK.

 

Sebagai contoh, Bernaulus memaparkan 17 daerah di Indonesia dengan potensi minyak dan gas (migas) terbesar, 11 daerah menyatakan BUMN sebagai pengisap kekayaan alam di Indonesia karena peran dan fungsinya belum banyak manfaatnya. Contoh lain adalah Kalimantan Timur yang merupakan daerah penghasil migas, disinyalir akan kehabisan minyak pada  2024.

 

“Sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, sangat disayangkan sekali SDA itu abis, sehingga kita akan kehilangan SDA tersebut bagi penerus bangsa,” jelas Bernaulus. Baca Juga: Kembali Mempersoalkan Peran Negara dalam UU BUMN.

 

Memajukan kesejahteraan umum

Terhadap perkara nomor 14/PUU-XVI/2018, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan Koerniatmanto Soetoprawiro memberi pandangan dengan menekankan pada makna pasal dan maksud serta tujuan didirikannya BUMN.

 

Menurut Koerniatmanto, berpedoman pada Pasal 23C UUD 1945 dan Putusan MK 48/PUU-XI/2013,  berpandangan BUMN yang masuk pada subbidang pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan dengan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum.

Tags:

Berita Terkait