Menkumham ke CPNS: Hindari Pungli dan Narkoba
Berita

Menkumham ke CPNS: Hindari Pungli dan Narkoba

Negara membutuhkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki kemampuan, integritas, bersih, serta hospitality.

Oleh:
M. Agus Yozami
Bacaan 2 Menit
Menkumham Yasonna Laoly. Foto: RES
Menkumham Yasonna Laoly. Foto: RES

Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengingatkan para Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan kerja Kementerian Hukum dan HAM untuk tidak melakukan hal-hal yang negatif seperti praktik pungutan liar (pungli) dan mengkonsumsi narkoba.

 

Menurut Yasonna, praktik pungli yang terjadi di unit pelayanan, khususnya Kementerian Hukum dan HAM masih kerap terjadi. Untuk itu sebagai pegawai yang dianggap dapat membawa perubahan, Menteri Yasona ingin CPNS memiliki integritas dan memperbaiki hal yang dianggap menyimpang.

 

“Saya ingatkan jangan coba-coba narkoba, jangan pernah melakukan pungutan liar, jaga disiplin. Atau jika saudara melakukan hal-hal tersebut maka masa depan kalian akan hancur,” ujarnya seperti dilansir laman Kemenpan RB dalam kegiatan pembukaan latihan dasar CPNS Kementerian Hukum dan HAM, di kantor Kementerian Hukum dan HAM, Rabu (25/4).

 

Disampaikan Yasonna, bahwa latar yang diselenggarakan pihaknya merupakan upaya peningkatan kompetensi dasar bagi para CPNS. Karena memang seiring perkembangan zaman dan tantangan ke depan, negara membutuhkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki kemampuan, integritas, bersih, serta hospitality.

 

Menurutnya, yang tidak kalah penting untuk dilakukan para CPNS adalah menjadi ASN yang ‘kepo’, yang memiliki rasa ingin tahu, seperti apa yang disampaikan Presiden RI Joko Widodo. Dengan sikap ingin tahu, ASN dapat mengetahui banyak hal yang sebelumnya tidak diketahui.

 

Dengan rasa ingin tahu, ASN juga dapat mengetahui apa yang dapat dilakukan untuk bangsa, apa yang dapat dilakukan untuk masyarakat, kemudian inovasi apa yang dapat dibuat untuk memberi kemudahan.

 

“ASN harus kepo artinya mau mempertanyakan, karena ilmu berkembang karena mau bertanya. Kalau dunia berheti bertanya maka pengetahuan juga berhenti,” ujarnya.

Tags:

Berita Terkait