"Aroma" Dugaan Konflik Kepentingan dalam Proyek PLN-Pertamina
Utama

"Aroma" Dugaan Konflik Kepentingan dalam Proyek PLN-Pertamina

ICW meminta KPK melakukan telaah dan penyelidikan terkait indikasi konflik kepentingan serta indikasi kerugian negara dalam proyek-proyek dikelola oleh PLN dan Pertamina.

Oleh:
Novrieza Rahmi
Bacaan 2 Menit
Rini Soemarno (baju putih, tengah). Foto: RES
Rini Soemarno (baju putih, tengah). Foto: RES

Beberapa waktu lalu, beredar rekaman percakapan telepon yang disebut-sebut antara Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dengan Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN), Sofyan Basir yang diunggah oleh akun @walikota_parung di sosial media instagram.

 

Kedua orang dalam rekaman percakapan itu membahas pembagian saham proyek regasifikasi dan terminal Liquid Natural Gas (LNG) di Bojonegara, Banten. Salah satu materi pembicaraan adalah PLN dan PT Pertamina (Persero) ingin mendapatkan bagian saham dalam proyek tersebut.

 

Selain membicarakan pembagian saham, dalam pembicaraan itu juga disebut nama seseorang, yaitu Ari. Ari yang dimaksud dalam percakapan diduga merupakan Ari Soemarno. Ari sendiri tidak lain adalah kakak Rini Soemarno. Nama lain yang disebut dalam percakapan adalah nama Wakil Presiden Jusuf Kalla.

 

Beredarnya rekaman pembicaraan yang diduga antara Rini dan Sofyan menuai berbagai reaksi. Ada yang mendesak agar pemerintah dan perusahaan-perusahaan plat merah itu memberikan penjelasan, ada yang mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pengusutan, dan ada pula yang melaporkan penyebar rekaman percakapan seperti yang dilakukan Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu (FSP-BUMN) ke Bareskrim Mabes Polri pada 1 Mei 2018.

 

Menurut peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Firdaus Ilyas, beredarnya percakapan telepon yang diduga dilakukan Rini dan Sofyan mengundang tanda tanya besar di publik. Sebagai catatan, proyek regasifikasi dan terminal LNG digagas oleh Kalla Group melalui anak usahanya, PT Bumi Sarana Migas (BSM).

 

Proyek ini sejak tahun 2013 sudah ditawarkan kepada PT Pertamina. PT BSM berencana membangun terminal penerimaan dan regasifikasi gas alam cair berkapasitas 500 juta kaki kubik per hari (mmscfd) atau kurang lebih 4 juta ton. Diperkirakan investasi proyek ini akan menghabiskan anggaran sebesar Rp10 triliun dan akan dibiayai oleh BSM, Pertamina, dan pinjaman dari Jepang.

 

Firdaus mengatakan, nantinya PLN dan Pertamina akan berlaku sebagai pembeli (off taker) dari proyek gas itu. Walaupun proyek belum berjalan, tetapi dengan bocornya percakapan telepon yang diduga antara dua orang yang diduga Rini dan Sofyan menimbulkan kecurigaan di mata publik.

Tags:

Berita Terkait