Fasilitas Mewah Sukamiskin, KPK Tuntut Sikap Tegas Kemenkumham
Berita

Fasilitas Mewah Sukamiskin, KPK Tuntut Sikap Tegas Kemenkumham

Menteri Yasonna lantik Kalapas Sukamiskin dan sejumlah pejabat lain.

Oleh:
Aji Prasetyo
Bacaan 2 Menit
Menkumham Yasonna H Laoly bersama Dirjen Pemasyarakatan Sri Puguh Budi Utami saat memberi keterangan pers pasca tertangkapnya Kalapas Sukamiskin Wahid Husein oleh KPK. Foto: RES
Menkumham Yasonna H Laoly bersama Dirjen Pemasyarakatan Sri Puguh Budi Utami saat memberi keterangan pers pasca tertangkapnya Kalapas Sukamiskin Wahid Husein oleh KPK. Foto: RES

Inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Sri Puguh Budi Utami bersama tim Mata Najwa semakin menegaskan adanya fasilitas sel mewah bagi para narapidana kasus korupsi. Dalam program Mata Najwa yang disiarkan salah satu televisi swasta terungkap adanya sejumlah barang yang seharusnya tidak ada di ruang sel tahanan.

 

Dalam sidak itu ditemukan adanya televisi, laptop, tablet, sepeda pasif hingga uang tunai ratusan juta. Barang-barang itu lantas disita oleh petugas dari Ditjen Pemasyarakatan. Salah satu yang cukup menarik ketika tim mengunjungi ruang mantan Ketua DPR Setya Novanto dan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M. Nazaruddin. Keduanya tampak menghuni sel yang cukup sederhana dibandingkan dengan tahanan lain.

 

Tetapi dicurigai jika kedua sel tersebut sebenarnya bukan ruang asli Novanto dan Nazaruddin. Hal ini pun dikonfirmasi oleh Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonganan Laoly dalam acara Mata Najwa. "Saya konfirmasi dulu, memang itu bukan sel Nazaruddin dan Setya Novanto, seharusnya mereka ada di tempat lain," kata Yasonna dalam acara tersebut.

 

Keanehan sel Setya Novanto awalnya terindikasi dari papan nama yang ditempel dalam denah lokasi terpidana. Papan nama Novanto terlihat baru, berbeda dengan nama-nama lain yang tertera.

 

Kemudian ketika dikunjungi, tak tampak adanya pakaian dengan jumlah cukup banyak layaknya tahanan yang sudah beberapa lama menempati ruang tersebut. Keganjilan terakhir yaitu adanya parfum wanita dalam ruangan tersebut.

 

Sedangkan Nazaruddin, keanehan yang dirasa adanya perbedaan ruangan saat Najwa melakukan sidak bersama Denny Indrayana pada saat masih menjadi Wamenkumham kala itu. Tapi Nazar berkilah, waktu itu yang ditempati hanyalah sel transit.

 

Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan seharusnya persoalan tersebut menjadi perhatian Kemenkumham agar tidak ada kesan di masyarakat upaya perbaikan yang dilakukan tidak serius. Febri berharap ada sikap tegas dari Kemenkumham terkait dengan hal ini.

Tags:

Berita Terkait