Adji Kuntadewi - Thrive In A Male-Dominated Workplace
Terbaru

Adji Kuntadewi - Thrive In A Male-Dominated Workplace

Menurut Adji Kuntadewi Chief Legal Counsel TVS Motor Indonesia, kerap kali terjadi tanpa disadari terdapat kekeliruan mindset mengenai peran perempuan sebagai ‘pendukung kesuksesan kolega pria’. Perempuan terkadang diposisikan atau memposisikan diri sebagai supporter bagi kolega pria. Dalam hal-hal kecil seperti, dalam rapat cenderung menunjuk perempuan sebagai notulen atas keputusan rapat yang dibuat oleh kolega pria.

Oleh:
Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 8 Menit

Di luar disiplin diri dan kegiatan sehari-hari, jika sedang berkumpul, Adji selalu menyempatkan diri untuk meluangkan waktu yang berkualitas bersama sang putri. Moment seperti traveling bersama sekeluarga, diskusi santai mengenai aneka issue beserta pesan-pesannya melalui berbagi pengalaman atau sekedar treatment ke salon atau makan bersama adalah momen spesial bagi keduanya. Menjadi kesempatan untuk berbagi ilmu atau sekadar sharing bersama sang putri. Saat menghabiskan waktu bersama, penting untuk mendengarkan sudut pandang satu sama lain dan menghormati keputusan satu sama lain. “Saya mempunyai kebiasaan tidak membuka handphone atau nonton tv di rumah ketika anak belum tidur sejak ia berumur 2 tahun hingga kini kebiasaan itu terbawa hingga anak saya dewasa”. 

Momen diskusi santai juga dimanfaatkan Adji untuk sharing mengenai hal-hal terkait hukum yang praktis dan applicable untuk masyarakat umum dengan bahasa yang mudah dimengerti. Akhir-akhir ini yang dishare adalah mengenai Data Privacy Protection Law. “Pernah putri saya me-repost di  sosial media hasil acceptance project internship di Taiwan dari akun kekasihnya. Mungkin saking bangganya sang kekasih atas kesuksesan putri saya menembus project internship tersebut.” Namun karena saya berpendapat dokumen letter of acceptance tersebut bersifat pribadi dan confidential, saya langsung menghubungi putri saya untuk take down dengan pertimbangan hal tersebut adalah informasi pribadi yang potensial disalahgunakan. Saya jelaskan dengan sederhana bahwa di era saat ini kita lebih baik tidak oversharing hal-hal yang bersifat pribadi.” 

6HdeD7Xhzh19YQ5Ni3V_c0eOtSMSFFm7pDKTuFi3

Wujud dari pendidikan kemandirian adalah dorongan dan dukungan terus menerus untuk sang anak agak terus berkembang dan mengeksplorasi kemampuan mereka untuk menemukan jati diri mereka sendiri. Adji meyakini bahwa penting untuk menunjukkan bahwa mereka bisa mencapai apa yang mereka inginkan tanpa memberikan batasan-batasan yang tidak perlu. Dimulai dengan lolos student exchange sejak sekolah menengah atas, putrinya yang berkuliah di Universitas Negeri di Semarang makin percaya diri hunting student exchange di tahun-tahun awal kuliah dan memperoleh kesempatan melewati satu semester student exchange di Korea pada tahun 2021 dan kini tengah menjalani project penelitian dengan salah satu profesor di Taiwan, yang akan kembali Maret 2023.

Jika ditanya mengenai bagaimana menjalani Long Distance Relationship dengan putrinya, ia menjalankan prinsip tidak mendramatisasi situasi dan komunikasi “Don't dragging our children into our drama.” Anak yang ingin maju berkembang dan hidup mandiri jauh dari orang tuanya jangan dikangen-kangenin dan ditangis-tangisin, nanti hal itu mengganggu fokus dan merusak impian mereka”. 

Berkaitan dengan pilihan antara antara ibu yang bekerja dan ibu yang tinggal di rumah menurut Adji, semua baik sesuai pilihan pribadi dan pertimbangan-pertimbangan perempuan itu sendiri karena hal itu bergantung pada berbagai faktor terkait support system yang tersedia. Karena pada akhirnya, ketika perempuan memutuskan berumah tangga dan memiliki keturunan, penting untuk membuat keputusan yang terbaik berdasarkan prioritas dan kebutuhan keluarga terlebih dahulu.

Pada intinya apapun yang dipilih, seorang ibu harus total menerima segala keuntungan dan konsekuensi yang akan dihadapi serta bertanggung jawab atas pilihan-pilihannya. Sehingga tidak membandingkan satu sama lain. “Jadi ketika memutuskan bekerja, seorang ibu tidak kepikiran enaknya whole day menjadi ibu rumah tangga atau ketika menjadi fullday mom tidak memikirkan seandainya bisa bekerja secara formal.” imbuh Adji kepada tim Hukumonline.

Di ranah profesional, perempuan yang mampu membangun karir formal dengan baik salah satunya karena ia dapat bersikap tepat menghindari stereotip gender dan menghilangkan hambatan-hambatan dari diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya yang tidak relevan dengan tugas dan pekerjaan yang diembannya. Menurut Adji, “Hal tersebut seyogyanya dapat menjadi contoh bagi generasi muda untuk memahami nilai-nilai profesional pembentuk kesuksesan dalam berkarir antara lain (i) keterandalan dalam menjalankan tugas (reliability), (ii) karakter pribadi yang memadai untuk program kepemimpinan dalam suatu organisasi usaha (iii) kemampuan menempatkan diri sebagai individu profesional maupun member of teamwork.”

Halaman Selanjutnya:
Tags: