Ahmad Basarah: Pancasila Puncak Kebudayaan Bangsa Indonesia
Pojok MPR-RI

Ahmad Basarah: Pancasila Puncak Kebudayaan Bangsa Indonesia

Perjuangan kebudayaan adalah perjuangan membangun cipta, rasa, dan karsa yang dalam konteks Indonesia berarti membangun jiwa, membangun jati diri, dan kepribadian bangsa yang menuju pada masyarakat yang adil dan makmur

Oleh:
Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 3 Menit
Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah. Foto: istimewa.
Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah. Foto: istimewa.

Persatuan Alumni GMNI kembali menggelar webinar Pra-kongresnya bertema ‘Tantangan dan Strategi Kebudayaan dalam memperkokoh Kepribadian Bangsa’ pada Kamis (22/4). Acara ini merupakan rangkaian  kegiatan menuju Kongres IV PA GMNI yang dijadwalkan berlangsung pada 19-21 Juni 2021 yang akan datang di Bandung, Jawa Barat.

 

Sejumlah pembicara hadir dalam webinar ini, di antaranya Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah; Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Hilmar Farid; Mantan Wakil Menteri Pendidikan Wiendu Nuryanti; Akademisi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Ibnu Maryanto; Budayawan Erros Djarot; Soetanto Soephiadhy dari Universitas Airlangga; Wayan Sudarmaja, Penyantun Rumah Budaya Bedahulu Ubud Bali; dan Y. Argo Twikromo dari Universitas Atmajaya Yogyakarta.

 

Ahmad Basarah yang juga Ketua Umum DPP PA GMNI membuka webinar dengan menegaskan bahwa kebudayaan merupakan unsur ketiga dari ajaran Trisakti Bung Karno. "Perjuangan kebudayaan adalah perjuangan membangun cipta, rasa dan karsa yang dalam konteks Indonesia berarti membangun jiwa, membangun jati diri dan kepribadian bangsa yang menuju pada masyarakat yang adil dan makmur. Dengan kata lain, pembangunan kebudayaan Indonesia artinya, yang menurut istilah Bung Karno, disebut sebagai ‘Nation and Character Building’," urai Basarah.

 

Ia melanjutkan, bahwa webinar seri kebudayaan ini dilakukan sejalan dengan amanat pidato Bung Karno pada 17 Agustus 1966, bahwa pembangunan suatu bangsa harus disandarkan pada jiwa yang besar. Tidak akan mungkin tujuan pembangunan bisa tercapai manakala pembangunan tidak disandarkan pada pembangunan karakter. Sekali lagi mutlak perlunya ‘Nation and Character Building’.

 

"Pancasila sebagai ekspresi dari cipta, rasa dan karsa bangsa Indonesia yang dirumuskan dan disepakati oleh Bung Karno dan para pendiri bangsa lainnya adalah puncak kebudayaan bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah cita-cita peradaban tertinggi bangsa Indonesia", Basarah menegaskan.

 

Menurutnya, Pancasila sebagai puncak kebudayaan nasional juga bukanlah ideologi utopia, tetapi ideologi yang dinamis dan dapat bekerja di tengah masyarakatnya. Suatu contoh, di masa pandemi covid 19 misalnya ada kewajiban dalam setiap agama untuk membantu kesulitan terhadap sesama umat manusia. Dalam Islam disebut zakat, di agama katolik ada ajaran amal kasih. Di agama Kristen ada ajaran persepuluhan dan persembahan. Di agama Hindu ada ajaran Dana dan Danapunya. Begitu juga dalam agama Budha ada ajaran Anisa Dana. Hal tersebut adalah implementasi dari sila Ketuhanan dan Kemanusiaan dalam Pancasila.

 

Sementara itu, Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI,  Hilmar Farid menekankan pentingnya pengembangan kebudayaan tradisional. Bahwa budaya nasional berakar pada tradisi dan kebudayaan tradisional. Pengembangan kebudayaan ini menjadi salah satu strategi dari Kemendikbud.

Halaman Selanjutnya:
Tags: