Alasan Presiden Cabut Kebijakan Larangan Ekspor CPO
Terbaru

Alasan Presiden Cabut Kebijakan Larangan Ekspor CPO

Presiden berjanji bakal membenahi prosedur dan regulasi di badan pengelola dana perkebunan kepala sawit agar terus disederhanakan dan dipermudah agar lebih adaptif dan solutif menghadapi dinamika pasokan harga minyak dalam negeri.

Oleh:
Rofiq Hidayat
Bacaan 3 Menit

Tapi Presiden yakin, beberapa pekan ke depan harga minyak goreng curah bakal semakin terjangkau merujuk harga yang pemerintah tentukan, karena ketersediannya semakin melimpah. Berdasarkan kondisi pasokan dan harga minyak goreng saat ini serta mempertimbangkan adanya 17 juta orang di industri sawit mulai petani, pekerja dan tenaga pendukung lainnya. Karena itulah pemerintah memutuskan mencabut kebijakan larangan ekspor CPO.

Kendatipun ekspor CPO telah dibuka pada awal pekan depan, pemerintah bakal tetap mengawasi dan memantau secara ketat pasokan ketersediaan minyak goreng bagi masyarakat agar tetap terpenuhi. Tentunya, kata Presiden, dengan harga terjangkau. Presiden pun berjanji bakal membenahi prosedur dan regulasi di badan pengelola dana perkebunan kepala sawit agar terus disederhanakan dan dipermudah.

“Agar lebih adaptif dan solutif menghadapi dinamika pasokan harga minyak dalam negeri, sehingga masyarakat dapat dilindungi dan dipenuhi kebutuhannya,” ujarnya.

Anggota Komisi VI DPR Deddy Yevri Sitorus berpandangan pemberlakuan kembali ekspor CPO menjadi langkah tepat akibat banyaknya pabrik pengolahan kepala sawit tutup karena tak lagi memiliki tangki penyimpanan produk CPO. Alhasil, kelapa sawit yang dihasilkan malah menjadi rusak karena membusuk.

Dedy sedari awal menolak pemberlakukan moratorium ekspor CPO. Dia beralasan kebijakan itu hanya merugikan petani kecil. Apalagi pemerintah pun menerima banyak keluhan dari banyak kelompok petani atas kebijakan pelarangan ekspor CPO. Baginya, bila terlalu lama kebijakan moratorium larangan ekspor CPO berlaku, produktivitas petani tahun depan bakal merosot dan memicu kelangkaan di tahun berikutnya.

“Saya sangat menyambut baik pencabutan moratorium ekspor sawit ini,” ujarnya.

Sementara Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) perjuangan Aplian Arahman berpandangan dibukanya kembali kran ekspor CPO bakal menormalkan tata niaga sawit Tandan Bah Segar (TBS) petani sawit di seluruh Indonesia. Mulai aspek harga yang turun drastis serta pembatasan pembelian BTS oleh beberapa perusahaan di sejumlah wilayah.

Tags:

Berita Terkait