Pergerakan arah bisnis menuju era digital kini bukan sekadar angan-angan, berbagai lini usaha tengah berupaya mengembangkan model bisnisnya ke arah digital. Pandemi Covid-19, yang memaksa banyak orang untuk bekerja, belajar dan berkegiatan dari rumah, turut berkontribusi mempercepat akselerasi peralihan dari model bisnis konvensional menuju digital.
Model bisnis digital kini menjadi suatu tuntutan inovasi yang mutlak harus dilakukan perusahaan agar bisa bertahan, terlebih di tengah badai pelemahan ekonomi dalam situasi pandemi. Sebut saja marketplace belanja online, sambungan tontonan film via online platform seperti Netflix, termasuk sambungan meeting online dan webinar seperti zoom platform menuai profit yang melonjak tajam berkat inovasi digital.
Merujuk data Pricewaterhouse Coopers, perusahaan berbasis digital seperti Amazon, Apple, Facebook, Alibaba, Microsoft dan Google telah berhasil menggeser posisi perusahaan oil & gas dan perusahaan telekomunikasi dalam Top 10 perusahaan global teratas dengan market capitalization tertinggi pada 2018.
Tak pelak area ‘penambangan’ di era industri 4.0 telah meluas tak sekadar mencakup minyak dan gas, namun juga penambangan data. Berdasarkan update data per Juni 2020, hanya Saudi Arabian Oil satu-satunya perusahaan oil & gas yang masuk dalam Top 10 companies dengan market capitalization tertinggi pada 2020.
