Asas-Asas Hukum Pidana Islam
Terbaru

Asas-Asas Hukum Pidana Islam

Asas hukum pidana Islam adalah asas legalitas, asas amar makruf nahi munkar, asas teritorial, asas material, dan asas moralitas.

Oleh:
Tim Hukumonline
Bacaan 3 Menit
Ilustrasi asas hukum pidana Islam. Foto: Pexels.com
Ilustrasi asas hukum pidana Islam. Foto: Pexels.com

Dalam hukum pidana Islam, dikenal adanya 5 asas. Asas-asas hukum pidana Islam adalah asas legalitas, asas amar makruf nahi munkar, asas teritorial, asas material, dan asas moralitas. Dalam Pengantar dan Asas-Asas Hukum Pidana Islam, Muhammad Nur menerangkan penjelasan akan asas ini secara terperinci, berikut paparan selengkapnya.

Asas Legalitas

Diterangkan Muhammad Nur istilah legalitas dalam syariat Islam tidak ditentukan secara jelas sebagaimana dalam hukum positif. Namun, hal ini bukan berarti Islam tidak mengenal asas legalitas.

Dalam konteks hukum pidana Islam, asas legalitas didasarkan pada ketentuan Tuhan, bukan pada akal manusia. Adapun dasar hukum asas legalitas dalam hukum pidana Islam sebagaimana diterangkan Muhammad Nur, antara lain surah Al-Isra ayat 15 dan Al-Qashash ayat 59.

Baca juga:

Lebih lanjut, asas legalitas dalam hukum pidana Islam sangat diterapkan (paling tegas) diterapkan pada kejahatan-kejahatan hudud. Terkait kejahatan hudud ini, Darsul S. Puyu dalam jurnal Al-Daulah Vol.1 2012 menerangkan bahwa wujud ketentuan hudud menurut fikih jinayah, antara lain delik pidana pencurian, perzinaan, homoseksual, minuman keras, dan lainnya. Selain kejahatan hudud, asas legalitas juga diterapkan bagi kejahatan qishash (pembunuhan) dan diyat dengan adanya prosedur khusus yang sesuai.

Asas Amar Makruf Nahi Munkar

Secara sederhana, asas ini bermakna menyuruh kepada kebaikan, mencegah dari kejahatan. Dalam filsafat hukum Islam, istilah “amar makruf” berfungsi sebagai social engineering dan “nahi munkar” sebagai social control; yang melahirkan istilah perintah dan larangan.

Asas hukum pidana Islam amar makruf nahi munkar ini dapat diterangkan dalam konsep kebebasan yang diberikan Islam bagi setiap penganutnya, baik kebebasan individu, kolektif, berpikir, berpendapat, beragama, berpolitik, dan lain sebagainya. Kebebasan individu tersebut merupakan penentuan dari sikap yang diambil seseorang.

Tags:

Berita Terkait