Asfinawati: Pendidikan, Riset, dan Pengabdian Masyarakat Harusnya Sama Penting dan Setara
Terbaru

Asfinawati: Pendidikan, Riset, dan Pengabdian Masyarakat Harusnya Sama Penting dan Setara

Praktik tridarma perguruan tinggi selama ini dilaksanakan tidak seimbang. Kampus lebih mengutamakan pendidikan dan riset ketimbang pengabdian terhadap masyarakat.

Oleh:
Ady Thea DA
Bacaan 3 Menit
Foto: jentera.ac.id
Foto: jentera.ac.id

Ketua YLBHI periode 2017-2021, Asfinawati, telah resmi bergabung menjadi salah satu pimpinan Sekolah Tinggi Hukum Indonesia (STHI) Jentera. Kini, dia diangkat sebagai Wakil Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat STH Indonesia Jentera Periode 2022-2024.

Ketua Jentera, Arief T Surowidjojo menyambut dengan baik dan bersyukur atas bergabungnya Asfinawati ke dalam pimpinan Jentera. Bergabungnya Asfinawati membuktikan adanya kesamaan nilai yang dijunjung Asfinawati dengan Jentera tentang penghargaan dan perjuangan penegakan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia, terbangunnya demokrasi, dan terbentuknya pemerintahan dan dunia usaha yang bersih serta masyarakat yang menghargai nilai-nilai integritas.

Arief melihat peran Asfinawati sebagai Wakil Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat diharapkan akan semakin meneguhkan tekad Jentera untuk tetap fokus pada misinya mendidik mahasiswa yang mempunyai kepekaan terhadap akses keadilan bagi seluruh anggota masyarakat tanpa perbedaan.

“Pengabdian dunia akademik kepada masyarakat tetap harus relevan dengan kondisi dan dinamika serta kebutuhan masyarakat,” kata Arief T Surowidjojo sebagaimana dilansir laman jentera.ac.id, Jumat (18/2/2022).

(Baca Juga: Situasi HAM Makin Burukm YLBHI Soroti 5 Kebijakan Ini)

Asfinawati menyebut pengabdian masyarakat dalam lingkup pendidikan tinggi sangat menantang. Hal itu karena banyak hal belum dipikirkan dan diolah, sehingga seolah tidak bisa atau mungkin dilakukan kampus. Padahal dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, pengabdian kepada masyarakat setara dan sama pentingnya dengan pendidikan dan penelitian.

Menurut Asfin, STHI Jentera selalu menonjol keterlibatannya dengan gerakan demokrasi. “Semoga kita bisa menemukan pola baru yang mensejajarkan pengabdian masyarakat dengan pendidikan itu sendiri dan menemukan pola-pola baru keterlibatan perguruan tinggi dengan masalah yang dihadapi masyarakat,” kata Asfin.

Ke depan, Asfin ingin mengembangkan model pengabdian masyarakat yang dilakukan perguruan tinggi. Menurutnya, praktik tridarma perguruan tinggi selama ini dilaksanakan tidak seimbang. Kampus lebih mengutamakan pendidikan dan riset ketimbang pengabdian terhadap masyarakat.

Tags:

Berita Terkait