Bahasa Hukum: ‘Forensik Akustik’, Jalan Menuju Pembuktian Similaritas Suara dalam Tindak Pidana
Utama

Bahasa Hukum: ‘Forensik Akustik’, Jalan Menuju Pembuktian Similaritas Suara dalam Tindak Pidana

Membuktikan kemiripan suara seseorang yang tersadap bukan perkara mudah. Perlu keahlian khusus. Ahli forensik akustik sudah sering digunakan.

Oleh:
Muhammad Yasin
Bacaan 2 Menit

 

Daddy Fahmanadie berpendapat kehadiran seorang ahli sangat penting dalam persidangan. Pasal 186 KUHAP menyebutkan keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan. Tetapi keterangan ahli, sesuai Pasal 184 KUHAP, bukan satu-satunya alat bukti yang dapat dipergunakan karena masih ada alat bukti saksi, surat, petunjuk, dan keterangan terdakwa. Yang sering jadi persoalan adalah acapkali ahli memberikan penilaian terhadap  kasus konkret  padahal seharusnya tidak demikian. Untuk menghindarinya, penyidik atau penutut umum seharusnya mengajukan pertanyaan yang bersifat hipotesis atau umum, jangan sampai memberi penilaian salah atau tidaknya terdakwa berdasar fakta persidangan.

 

Tugas seorang penuntut ketika memutar rekaman suara, kata Daddy, adalah menghubungkan materi komunikasi terdakwa atau saksi dengan mens rea atau actus reus-nya melakukan kejahatan. Cuma, ia berharap penuntut umum juga menerapkan kehati-hatian ketika mengajukan rekaman suara sebagai bukti ke persidangan. Penuntut harus memastikan sungguh-sungguh bahwa cara memperoleh rekaman dilakukan berdasarkan mekanisme yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Tags:

Berita Terkait