Begini Kualitas yang Dicari Firma Hukum Besar dari Lulusan Kampus Hukum
Peringkat Kampus Hukum

Begini Kualitas yang Dicari Firma Hukum Besar dari Lulusan Kampus Hukum

Tak cukup dengan modal nilai akademik yang didapatkan dari kampus hukum. Seleksi meliputi aspek pengetahuan hukum, kemampuan berbahasa asing, keterampilan bernalar, dan kepribadian sekaligus.

Oleh:
Norman Edwin Elnizar
Bacaan 2 Menit

 

Secara khusus Andre menyebutkan kualitas yang masih perlu ditingkatkan dalam hal kemampuan riset dan menulis dengan baik dalam bahasa Indonesia. “Kalau dulu kami punya kemampuan bahasa baku lebih baik, sekarang ini jelek. Terutama dalam tulisan panjang sering tidak jelas apa poin yang dimaksud,” kata Andre. Dalam hal riset hukum, termasuk membaca berbagai regulasi dan literatur, juga mendapat perhatian Andre sebagai kualitas yang perlu diperbaiki.

 

Untuk mengatasi kesenjangan kualitas lulusan yang diharapkan oleh firma hukum besar, baik Andre maupun Armand mengusulkan agar magang menjadi program yang diwajibkan dalam kurikulum. Dengan begitu mahasiswa bisa mendapatkan pengalaman bekerja di firma hukum besar.

 

Baca:

 

Andre mengusulkan magang paling pas dimulai pada tahun ketiga jelang kelulusan. Saat itu pengetahuan yang dimiliki mahasiswa hukum sudah lebih baik untuk memenuhi kebutuhan tenaga magang di firma hukum. “Kami membuka peluang magang untuk mahasiswa tahun ketiga, memang kebanyakan kampus belum menjadikan magang ada kreditnya (SKS),” kata dia. Menurut pengalamannya, baru UNPAD dan UGM yang meminta laporan evaluasi untuk kredit SKS mahasiswanya yang magang.

 

AYMP juga membuka magang bagi mahasiswa semester terakhir yang tidak memiliki kelas perkuliahan wajib lagi. Menurut Armand, semua mahasiswa yang magang di AYMP selama ini dilakukan karena inisiatif pribadi. “Memang mereka sendiri yang mau magang,” jelasnya. Namun Armand mengatakan belakangan ini ada kampus hukum PTN yang mengajak AYMP bekerjasama soal magang yaitu UNPAD.

 

Di sisi lain, Armand mengakui ada keterbatasan tempat magang yang memadai bagi mahasiswa kampus hukum di luar Jakarta. “Kelebihan mahasiswa di Jakarta mereka punya kesempatan magang lebih besar di law firm bagus, semuanya ngumpul di sini. Kalau di daerah paling di LBH,” kata Armand.

 

Usulan lain dari Harvardy agar kampus secara rutin mengundang praktisi untuk berbagi pengalaman tentang penerapan teori dalam praktiknya. Menurutnya, cara ini sudah dilakukan di dua kampus hukum PTS dalam daftar kampus hukum terfavorit yaitu UPH dan Universitas Tarumanegara.

 

Terakhir, ia juga mengajak mahasiswa hukum agar secara mandiri meningkatkan softskill jika ingin berkarier sebagai corporate lawyer di firma-firma hukum besar Indonesia. “Mahasiswa sendiri juga harus aktif, tidak hanya kuliah-pulang, cari aktifitas yang bisa menunjang (softskill),” kata Harvardy.

Tags:

Berita Terkait