Pencurian kendaraan bermotor bisa disebut sebagai kejahatan yang paling marak saat ini. Media sosial dipenuhi informasi mengenai pencurian kendaraan bermotor yang terekam CCTV, atau pelaku pencurian yang tertangkap massa. Pencurian kendaraan bermotor terjadi setiap hari di kawasan Jakarta dan sekitarnya. Kepolisian membenarkannya.
“Angka pencurian kendaraan bermotor di Ibukota termasuk yang cukup tinggi. Hampir tiap hari ada laporan tentang kehilangan kendaraan bermotor. Tapi pengungkapan dari Polda dan Polres juga cukup tinggi,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Yusri Yunus saat mengggelar konferensi pers di Mapolda Metro Jaya awal November tahun lalu.
Sekadar contoh adalah keberhasilan aparat Polres Jakarta Timur menggagalkan pengiriman puluhan kendaraan motor tanpa surat-surat yang hendak dikirim ke Sumatera, pada pertengahan Desember 2020. Sebagaimana dilaporkan Antara, tidak kurang dari 48 motor bodong hendak dikirim ke Jambi. Motor yang hendak diangkut memakai truk itu tidak memiliki Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK), dan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB).
Pencurian yang berhasil diungkap polisi dapat berujung ke pengadilan. Penjelasan Yusri Yunus juga sejalan dengan perkara pencurian yang ditangani pengadilan. Pencurian berada di urutan nomor dua teratas perkara pidana umum yang diajukan kasasi pada tahun 2018. Ada 198 perkara pencurian yang ditangani, di bawah tindak pidana perbuatan curang yang berjumlah 252 perkara kasasi. Memang, tidak semua pencurian yang dimaksud dalam laporan itu merupakan pencurian kendaraan bermotor, tetapi angka tersebut setidaknya memperlihatkan betapa banyaknya kasus pencurian yang ditangani pengadilan.
