Beragam Kesan Mendalam atas Wafatnya Mochtar Kusumaatmadja
Utama

Beragam Kesan Mendalam atas Wafatnya Mochtar Kusumaatmadja

Mochtar Kusumaatmadja layak diangkat menjadi Pahlawan Nasional karena jasa dan pengabdiannya yang luar biasa. Dia adalah akademisi, intelektual, teknokrat, dan diplomat yang telah menyumbangkan sesuatu yang sangat berarti bagi kemajuan bangsa Indonesia.

Oleh:
Agus Sahbani
Bacaan 5 Menit

“Saya sendiri pernah menjadi mentee (orang yang dibimbing) Prof Mochtar selama 1 tahun lebih saat baru selesai program strata 2 di Jepang. Beliau banyak memberi nasihat kepada saya tidak saja untuk menjadi akademisi yang mumpuni dan berintegritas, tetapi juga dalam menjalani kehidupan,” tulisnya.  

“Prof Mochtar berpesan pada saya untuk benar-benar memanfaatkan hidup yang hanya sekali dengan membuat rencana. Beliau membagi rencana kehidupan menjadi 5 fase,” lanjutnya.  

Fase pertama, hingga usia 25 tahun yaitu mendapatkan pendidikan yang terbaik dan setinggi-tingginya sesuai kemampuan. Fase kedua, fase menunjukkan kepada banyak pihak bahwa seseorang mampu untuk mengerjakan berbagai tugas yang diberikan, bahkan dengan hasil yang di luar ekspektasi pemberi kerja. 

“Dua fase ini penting untuk memasuki fase ketiga yaitu seseorang harus membangun jaringan ke berbagai pihak untuk dikenal. Di tiga fase ini beliau berpesan untuk tidak memikirkan uang. Uang penting namun bukan tujuan.”  

Fase keempat, saat manusia menginjak usia 40 yaitu fase cash in program. Di fase ini seseorang akan mendapat hasil finansial karena memiliki pendidikan, kemampuan untuk mengerjakan tugas serta jaringan yang luas. “Beliau mengatakan tanpa perlu dikejar, uang justru yang akan mengejar kita,” kata dia.  

Fase kelima, fase untuk memikirkan generasi mendatang. Beliau berpesan jangan pernah kita selfish memikirkan diri sendiri tanpa melakukan regenerasi seolah tanpa kita dunia akan runtuh. “Dalam fase terakhir dalam kehidupan beliau, saya menghayati betul nasihat beliau dan melaksanakannya. Saya bersyukur Prof Mochtar merupakan salah satu guru besar yang menjadikan saya seperti saat ini,” kenangnya.

“Hari ini saya kehilangan sosok yang saya kagumi dan menjadi panutan. Saya mendoakan agar Prof Mochtar dibukakan surga firdaus oleh Allah SWT seraya selalu berjanji untuk meneruskan nasihat beliau ke generasi muda.”

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait