Berkolaborasi Pulihkan UMKM Akibat Covid-19 Melalui Teknologi
Terbaru

Berkolaborasi Pulihkan UMKM Akibat Covid-19 Melalui Teknologi

Pandemi Covid-19 yang berlangsung setahun lebih menekan perekonomian nasional. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) menjadi sektor paling terpukul.

Oleh:
Mochamad Januar Rizki
Bacaan 5 Menit

Dia mengatakan kebijakan yang diambil pemerintah pusat dan daerah ingin beriringan antara perbaikan kesehatan dan perekonomian. Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk membantu UMKM melalu bantuan UMKM, bantuan sosial, penurunan PPh UMKM menjadi 0 persen hingga vaksinasi khusus bagi UMKM. “Dengan vaksinasi masif walaupun vaksinasi bukan satu-satunya cara tapi Insya Allah bisa meyakinkan masyarakat,” jelas Andri.

Selain itu, terdapat insentif berupa subsidi angsuran bunga, Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan perluasan pembiayaan modal kerja. Pemprov DKI Jakarta juga mengeluarkan program e-order agar belanja makan dan minum pejabat daerah dapat terhubung dengan UMKM melalui aplikasi. Selain produk makanan dan minuman, e-order juga akan menyasar produk lain seperti pemeliharaan AC, komputer dan printer yang dilayani UMKM Jakarta.

“E-order belanja makan minum yang diisi pelaku mikro Jakpreneur bagi SKPD dari camat, lurah hingga walikota. Jika belanja makan minumnya tidak melalui e-order maka tidak dibayarkan (anggaran belanja daerah),” jelas Andri.

Direktur Eksekutif Next Policy, Fithra Faishal Hastiadi, menyampaikan pandemi Covid-19 yang berlangsung setahun lebih menekan perekonomian nasional. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) menjadi sektor paling terpukul akibat pandemi ini dibandingkan usaha skala besar. Hal ini karena kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat secara langsung untuk pencegahan Covid-19 belum siap diantisipasi UMKM. Alhasil, sebagian besar UMKM berhenti beroperasi hingga gulung tikar.

Sebagai upaya mengatasi persoalan tersebut, UMKM diimbau memanfaatkan teknologi digital untuk melanjutkan kegiatan usahanya. Layanan transaksi secara online dapat menghubungkan antara UMKM dengan konsumen tanpa kontak fisik. Melalui digitalisasi tersebut juga diharapkan kegiatan perekonomian masyarakat kembali pulih.

“Sektor ICT (Information, Communication and Technology) meningkat 100 persen. Mereka bukan buntung saat pandemi tapi untung. UMKM yang survive, mereka yang masuk ke ekonomi digital. Ini bagian proses bisnis mereka engage ke ICT,” jelas Fithra.

Fithra menyampaikan pandemi Covid-19 menyebabkan pemutusan hubungan kerja sehingga sebagian besar pekerja beralih kepada sektor usaha informal. Namun, sektor usaha tersebut sebagian besar berkategori skala ultra mikro. Kondisi tersebut tentunya memiliki kerentanan karena daya tahan yang rendah. Namun, terdapat peluang bagi pelaku usaha tersebut agar bertahan dengan memanfaatkan teknologi digital.

Tags:

Berita Terkait