BKPM: Investasi Januari-September Serap 956.122 Tenaga Kerja
Terbaru

BKPM: Investasi Januari-September Serap 956.122 Tenaga Kerja

Pemerataan terhadap kecenderungan negara-negara melakukan realisasi investasi di Indonesia semakin paten. Hal ini tidak terlepas dari UU Cipta Kerja yang memberikan rasa optimis dan keyakinan bagi investor untuk berinvestasi di Indonesia.

Oleh:
Mochamad Januar Rizki
Bacaan 3 Menit

Pada triwulan III 2022 ini, kontribusi realisasi investasi dari provinsi di luar pulau Jawa terbesar yaitu Riau yaitu Rp27,5 triliun di peringkat ketiga dan Sulawesi Tengah sebesar Rp24,3 triliun di peringkat kelima. Selain itu, provinsi Jawa Barat (Rp44,9 triliun), DKI Jakarta (Rp28,4 triliun), dan Jawa Timur (Rp25,9 triliun) yang memberikan kontribusi terbesar lainnya dalam capaian realisasi investasi di periode ini.

Realisasi investasi asal negara Singapura masih mendominasi pada triwulan III 2022 ini, yaitu sebesar US$3,8 miliar yang diikuti oleh realisasi investasi asal R.R. Tiongkok sebesar US$1,6 miliar; Jepang sebesar US$ 1,0 miliar; Hongkong RRT sebesar US$1,0 miliar; dan Malaysia sebesar US$0,9 miliar.

Sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya mendominasi capaian realiasi investasi triwulan III 2022 ini yaitu sebesar Rp44,0 triliun; yang diikuti oleh sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar Rp32,5 triliun; perumahan, kawasan industri, dan perkantoran sebesar Rp28,9 triliun; pertambangan Rp28,3 triliun; dan listrik, gas, dan air sebesar Rp27,3 triliun.

“Di sini konsisten sekali bahwa kita tidak fokus lagi di sektor jasa, tapi kita sedang membangun hilirisasi. Data ini semakin membangun optimisme ke depan, bagi pembangunan ekonomi nasional,” jelas Bahlil.

Berdasarkan data tahun 2019 sampai September 2022, perkembangan realisasi investasi di sektor sekunder terus mengalami peningkatan. Realisasi investasi sektor sekunder pada tahun 2019 tercatat sebesar Rp216 triliun; tahun 2020 sebesar Rp272,9 triliun; tahun 2021 sebesar Rp325,4 triliun; dan sepanjang Januari-September 2022 ini tercatat sebesar Rp365,2 triliun, meningkat 50,6% dibandingkan data tahun 2019 lalu.

Secara akumulatif, data realisasi investasi sepanjang Januari-September 2022 untuk PMA mencapai Rp479,3 triliun atau 53,7%, sedangkan PMDN sebesar Rp413,1 triliun atau 46,3%. Sedangkan, untuk penyebaran realisasi investasi di luar Jawa tercatat sebesar Rp472,1 triliun atau 52,9% dan di pulau Jawa sebesar Rp420,3 triliun atau 47,1%.

Pada periode yang sama, realisasi investasi didominasi oleh sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya yaitu sebesar Rp131,8 triliun; diikuti oleh sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar Rp97,6 triliun; pertambangan Rp96,5 triliun; perumahan, kawasan industri, dan perkantoran sebesar Rp80,5 triliun; dan listrik, gas, dan air sebesar Rp68,6 triliun.

Sama seperti data triwulan III 2022, data realisasi investasi terbesar sepanjang Januari-September 2022 berada di provinsi Jawa Barat yaitu Rp128,4 triliun; selanjutnya disusul oleh provinsi DKI Jakarta Rp108,9 triliun; Jawa Timur Rp79,5 triliun; Sulawesi Tengah Rp76,4 triliun; dan Riau Rp71,9 triliun.

Sedangkan, berdasarkan asal negara, realisasi investasi investasi sepanjang Januari-September 2022 didominasi oleh Singapura yaitu US$10,5 miliar; R.R Tiongkok US$5,2 miliar; RRT Hongkong US$3,9 miliar; Jepang US$2,8 miliar; dan Malaysia US$2,2 miliar. Namun jika dilihat dalam peringkat 10 besar, Amerika Serikat, Korea Selatan, Belanda, Bermuda, dan Inggris juga termasuk dalam realisasi investasi tertinggi.

“Pemerataan terhadap kecenderungan negara-negara melakukan realisasi investasi di Indonesia semakin paten. Hal ini tidak terlepas dari UU Cipta Kerja yang memberikan rasa optimis dan keyakinan bagi investor untuk berinvestasi di Indonesia,” tegas Bahlil.

Tags:

Berita Terkait