Bomer Pasaribu: Sistem Informasi Legislasi Harus Jalan Tahun Ini
Terbaru

Bomer Pasaribu: Sistem Informasi Legislasi Harus Jalan Tahun Ini

Pada dasarnya peraturan perundangan merupakan informasi publik. Setiap warga layak mendapatkannya. Bahkan masyarakat sebenarnya punya hak mengawalnya sejak tahap awal penyusunan -pada taraf rancangan, tingkat pembahasan, hingga masa pengesahan.

Oleh:
Ycb
Bacaan 2 Menit

Kami belum memulai. Kami sudah merancang Legislation Information System (LIS). Tapi masih dalam tahap membangun dan belum jadi betul. Kami masih merancang model. Sampai sekarang ini belum ada yang terakses dengan baik dan lengkap dalam online system. Kecuali yang sudah ditangani oleh LP3I, tapi tidak terlalu rapi. Tapi itu toh juga masih beberapa dan sebagian. Belum semuanya. Kami menginginkan semuanya berada di tangan Baleg. Pusatnya di situ. Kita sudah bicara dengan Amerika dan Belanda yang akan membantu. Tapi realisasinya masih belum.

 

Kira-kira kayak apa LIS itu?

Adanya ini bakal tampil dengan dua bahasa, Indonesia dan Inggris. Setiap pihak yang ingin mengakses juga masuk. Kami sedang menyiapkan MoU, sebagai salah satu anggota parlemen di internasional, juga dapat mengakses perundangan negara lainnya. Pusatnya di Amerika, sudah tergabung 42 negara dalam LIS. Semacam pusatnya Congress di Amerika.

 

Kami sudah ditawari untuk bergabung di situ. Dengan bergabung, kita harus membayar iuran. Dengan iuran itu, kita bebas mengakses dan bebas diakses. Tapi ini masalah anggaran. Dan harus dibicarakan dengan Panitia Anggaran supaya bisa masuk dalam jaringan parlemen internasional. Ini semua baru langkah awal, tapi sudah ada dalam rancangan program pengembangan legislasi nasional. Kedua, untuk mengisi itu, timnya sudah bolak-balik di sini.

 

Butuh berapa tenaga orang?

Kami sudah tentukan tenaga-tenaga yang sudah ditugaskan. Akan dilatih apakah di Congress Amerika, atau yang paling konkret tinggal pastikan program dan waktunya dengan Belanda. Saya tak tahu perkembangan dua minggu ini. Apakah mereka sudah menyetujui dan merealisasikan.

 

Baik dari Partai Republik dan Demokrat Amerika, sudah datang ke Jakarta. Semua proposal kami sudah dibawa ke Amerika. Kami harap bulan-bulan ini mereka sudah jawab. Nampaknya kans-nya kuat untuk jalan.

 

Kapan mulai merintis?

Awal tahun ini. Kami sudah berangkat ke Belanda. Pertama kami bicara dengan Kementerian Hukum dan HAM serta Kementerian Luar Negeri di sana. Lalu dengan Universitas Leiden yang akan menjadi mitra di sana, lalu ada CILC -mitra dari parlemen Belanda, lalu ada Perguruan Tinggi Legislasi. Hampir seluruh parlemen dunia kalau belajar ke Belanda, ditangani oleh perguruan tinggi ini. Ini satu-satunya perguruan tinggi yang menangani keahlian legislasi, setahu saya. Tinggal realisasi penandatanganannya. Lalu tenaga ahli dari kami dan anggota Baleg tinggal belajar di Belanda secara singkat. Kalau tenaga ahli nanti akan belajar mungkin dua hingga tiga bulan. Tapi anggota Baleg akan belajar hanya dua minggu. Jangan terlalu lama. Ini semua kita harapkan realisasinya tahun ini juga. Tahun ini harus ada yang masuk dalam proses pelatihan dan pendidikan itu.

 

Itu dalam satu situs kan?

Yang konkret adalah perangkat lunak. Sekarang sedang hitung-hitung anggarannya.

 

Berapa anggarannya?

Mereka yang hitung. Kita kan tidak punya pengalaman menghitung bujet software. Karena terus terang kita belum pernah punya semacam LIS. Tapi kalau lihat India bagus bener. Kalau Amerika sistemnya sudah mapan sejak lama.

Tags: