Penghujung tahun 2018, Indonesia kembali berduka. Tsunami terjadi di Selat Sunda yang memakan korban jiwa hingga ratusan baik dari wilayah Pandeglang, Banten, hingga sejumlah wilayah pesisir di Lampung Selatan.
Salah satu wilayah yang terkena dampak adalah Pulau Sebesi yang berpenduduk sekitar 2.875 jiwa. Letak pulau yang paling dekat dengan gugusan pegunungan Krakatau itu kini hanya dihuni sekitar 400-an orang, karena sisanya telah dievakuasi keluar dari pulau pada 26 Desember 2018 lalu.
Perjalanan menggunakan perahu nelayan dari Dermaga Canti, Kalianda, Lampung Selatan menuju Pulau Sebesi membutuhkan waktu dua jam lamanya. Secara administratif Desa Tejang berada di wilayah Pulau Sebesi, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Indonesia.
Kerusakan parah pasca tsunami terjadi di pulau ini. Sapuan tsunami telah menghancurkan kurang lebih 5 desa di Pulau Sebesi, salah satunya terlihat di Desa Teluk Baru dan Desa Sianas dan Desa Tejang.
Bak kampung mati, Dusun Tiga Regahan Lada, Desa Tejang yang ditinggalkan penghuninya, tak ada yang tersisa selain rongsokan barang yang tersapu tsunami dan sejumlah ternak yang kehilangan induknya.
Tokoh desa, Mohamad Saleh Raja Paduka (62) asli Kunjir Kecamatan Lampung Selatan mengisahkan alasan dirinya bersama warga lain yang tidak mau dievakuasi sejak terjadi tsunami. Bahkan, hingga kini mereka mengaku belum mendapatkan bantuan.
"Dari pihak pemerintah belum ada yang ke dusun kami, kemarin ada dari TNI AL dan Basarnas datang untuk menjemput para warga yang ingin mengungsi tapi hanya di dermaga saja, mereka tidak masuk ke dalam ke dusun kami," lirih Saleh.