Dari Magang Hingga Partner, Robert Hasan Buktikan Orang Muda Dapat Melesat sebagai Praktisi Hukum
Terbaru

Dari Magang Hingga Partner, Robert Hasan Buktikan Orang Muda Dapat Melesat sebagai Praktisi Hukum

Pekerjaan pengacara seharusnya tidak hanya boleh dipandang sebagai bisnis yang harus menghasilkan uang. Bagaimanapun, ada tujuan yang lebih besar dari itu: membantu mereka yang membutuhkan bantuan hukum.

Oleh:
Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 4 Menit
Partner IABF, Robert Hasan. Foto: istimewa.
Partner IABF, Robert Hasan. Foto: istimewa.

Fresh graduate ibarat ‘a piece of white paper’. (Orang) yang harus bertanggung jawab adalah yang menulis, atau seniornya.”

 

Kata-kata Managing Partner IABF Law Firm (IABF), Ivan F. Baely, ini begitu membekas dalam benak Partner IABF, Robert Hasan. Enam tahun lalu mengawali karier sebagai karyawan magang, Robert ingat betul, perjalanannya tak mungkin seperti saat ini jika tanpa kontribusi dan campur tangan para senior di IABF.

 

“Sebagai lulusan baru, pada waktu itu saya masih tidak tahu apa-apa. Namun, para partners, termasuk  Pak Ivan sendiri, mengajari saya. Pengalaman di mana senior partners dapat terjun langsung mengayomi associate-nya ini yang sangat berharga,” kata Robert. 

 

Jalur hukum bisnis lantas dipilih Robert ketika ia memutuskan masuk ke Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan dan lulus pada 2015. Lahir dari keluarga berlatar belakang bisnis, ia memandang bahwa pengetahuan dan skill mumpuni tentang hukum amat dibutuhkan dalam sektor industri. Ketertarikan dan gairahnya semakin besar, ketika menyadari jalan yang ia pilih juga mengajarkannya untuk selalu berpikir kritis dan terus berkomitmen mengayomi masyarakat. Apalagi, hukum juga memiliki cakupan yang luas—mulai dari ruang lingkup terkecil dalam masyarakat, hingga yang paling besar.

 

Kesempatan Luas untuk Berkembang

Kini, Robert tercatat sebagai lawyer berpengalaman dengan bidang merger & acquisition (M&A); hukum bisnis; telekomunikasi, media, dan teknologi informasi (TMT); penanaman modal asing; perlindungan data; hingga joint ventures. Adapun perihal banyaknya area praktik yang dikuasai, ia percaya, penting bagi seorang pengacara untuk memiliki kemampuan di berbagai sektor—sebuah kesempatan langka yang untungnya, sudah ia dapatkan di IABF.

 

“Berafiliasi dengan sejumlah firma internasional, di IABF saya mendapatkan wawasan tentang cara berkomunikasi langsung dengan law firm asing yang punya perspektif dan cara berpikirnya sendiri. Di sisi lain, ini juga salah satu faktor yang membuat saya dapat meningkatkan kemampuan saya, tidak hanya di satu bidang tertentu,” ujar Robert.

 

Sementara itu, dari sisi hubungan dan pola interaksi, tidak ada jarak antara senior maupun junior. Setiap orang dapat saling berbagi wawasan, melalui forum diskusi dan training secara berkala. Pun itu sebabnya, soal peningkatan karier, tahun pengalaman bukanlah satu-satunya tolok ukur seseorang dapat berkembang. Robert menegaskan, meski sudah jelas lawyer harus punya pengalaman dalam menangani klien, sejauh ia tekun dan memiliki pengalaman, ia juga bisa berada di kedudukan yang sama dengan para senior.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait