Di Era Industri 4.0, Lawyer Berkompetisi Sengit dengan Robot
Berita

Di Era Industri 4.0, Lawyer Berkompetisi Sengit dengan Robot

Meski membantu kerja lawyer, tapi ada skill tertentu yang akan sulit tergantikan oleh robot.

Oleh:
Hamalatul Qur'ani
Bacaan 2 Menit

 

Alhasil, 20 top US lawyer yang terdiri dari associate, in-house, praktisi tunggaldan general counsel ini, hanya bisa menyelesaikan review 5 dokumen NDAs dengan kecepatan rata-rata selama 92 menit dengan daya akurasi rata-rata 85 persen.

 

Adapun Performa terbaik lawyer (manusia) memakan waktu 51 menit dengan daya akurasi 94 persen, dan untuk performa terburuk memiliki daya akurasi 67 persen. Berbanding jauh dengan AI buatan Lawgeek, yang hanya memerlukan waktu 26 detik dengan daya akurasi 94 persen untuk me-review 5 dokumen NDAs.

 

Bahkan saat ini di US, selain Lawgeek juga telah ada satu website ‘Ross Intelligence’ yang mengklaim dirinya sebagai lawyer AI terhebat di dunia. Hanya dengan spend money beberapa dolar per bulan, orang akan mendapatkan asisten hukum dari robot yang mampu melakukan riset dan analisis cepat dengan tingkat akurasi hingga 97 persen.

 

Lawyer lainnya, Surya Setya Mulya, memandang bahwa hal-hal yang bersifat repetitive (pengulangan)dan mengandalkan data base memang pasti akan bisa dengan mudah dimakan dan tergantikan oleh AI. Tak bisa dipungkiri, katanya, bahkan di era revolusi industri 4.0 ada kompetisi yang begitu sengit antara manusia dengan mesin.

 

Akhirnya, kata Surya, yang tersisa untuk lawyer adalah soft skill untuk melakukan decision making dan itupun bukan decision making yang mengandalkan databased. Untuk mengembangkan kemampuan dalam melakukan decision making itu, tips yang bisa dibagikan Surya adalah mengenali betul seluk beluk industri yang dijalankan klien. Sehingga setiap keputusan hukum yang akan diambil seorang lawyer dapat diperoleh melalui pertimbangan yang betul-betul matang.

 

Harus selalu diantisipasi

Surya beranggapan bahwa kecerdasan teknologi memang akan selalu berkembang cepat. Saat kelulusannya dari FHUI pada 1997, ia mengingat sudah terlahir mesin AI yang mampu mengalahkan manusia dalam perlombaan catur. Di tahun-tahun berikutnya selalu berkembang dan ada penemuan baru. Bahkan di 2017, google juga berhasil menciptakan sistem komputer yang mampu mempelajari pengetahuan manusia dalam waktu beberapa jam saja.

 

“Jadi kompetisi di era industri 4.0 antara kita dengan mesin itu benar-benar nyata, hal-hal yang sifatnya repetitive dan megandalkan data base sudah pasti mudah tergantikan oleh AI,” kata Surya.

Tags:

Berita Terkait