Dinilai Merugikan, Pemerintah Didesak Tak Menandatangani Perjanjian RCEP
Berita

Dinilai Merugikan, Pemerintah Didesak Tak Menandatangani Perjanjian RCEP

RCEP dinilai akan semakin memperparah krisis multidimensi yang tengah dihadapi Indonesia saat ini.

Oleh:
Moch. Dani Pratama Huzaini
Bacaan 4 Menit

Penguatan integrasi ekonomi

Presiden Joko Widodo menyambut baik keputusan Selandia Baru untuk menandatangani kemitraan ekonomi komprehensif regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) sebagai bentuk penguatan integrasi ekonomi.

“Sebagai salah satu perwujudan multilateralisme, integrasi ekonomi perlu diperkuat dan Presiden menyambut baik keputusan Selandia baru untuk menandatangani RCEP,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai mendampingi Presiden Jokowi yang mengikuti secara virtual Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN dengan negara-negara mitra, termasuk KTT ASEAN - Selandia Baru, dari Istana Kepresidenan di Bogor, Sabtu (14/11/2020) seperti dikutip Antara.

Retno mengatakan Presiden menyampaikan pentingnya untuk terus memperkuat multilateralisme atau kerja sama multilateral saat pertemuan KTT ASEAN - Selandia Baru. “Presiden menyampaikan penting untuk terus memperkuat multilateralisme. Kita perlu memastikan bahwa multilateralism deliver for alls,” ujar dia.

Presiden menyampaikan kepada mitranya, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, untuk terus memperkuat kemitraan di Pasifik. Presiden juga menyampaikan ucapan selamat kepada Ardern yang baru saja terpilih kembali menjadi Perdana Menteri Selandia Baru.

“Hubungan baik antara Selandia baru dan ASEAN dapat digunakan untuk memperkuat kemitraan kita dengan Pasifik Selatan, termasuk di bidang perikanan dan perubahan iklim, dan ASEAN Outlook on Indo-Pacific dapat dijadikan pijakan bagi pengembangan kerja sama tersebut,” kata Retno.

RCEP merupakan kemitraan komprehensif yang melibatkan 10 negara ASEAN dengan lima mitra dagang lain yaitu China, Korea Selatan, Australia, Jepang, dan Selandia Baru. Para anggotanya membentuk hampir sepertiga dari populasi dunia dan menyumbang 29 persen dari produk domestik bruto (PDB) dunia.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto sebelumnya mengatakan bahwa kemitraan RCEP bakal ditandatangani pada Minggu, 15 November 2020. (ANT)

Tags:

Berita Terkait