Ditahan KPK, Eks Petinggi Adhi Karya Akui Pemberian Uang
Berita

Ditahan KPK, Eks Petinggi Adhi Karya Akui Pemberian Uang

Uang diberikan kepada sejumlah anggota DPR.

Oleh:
NOV
Bacaan 2 Menit

Wafid Muharram yang dahulu menjabat sebagai Sesmenpor meminta Sonny Anjangsono membuat RAB Rp2,5 triliun dengan rencana pembangunan multiyears. Padahal, menurut Sonny, kondisi lahan Hambalang bermasalah. Setelah membuat perhitungan biaya, maksimum anggaran yang dibutuhkan hanya sekitar Rp1,7 miliar.

Namun, Deddy meminta Sonny agar tidak mempermasalahkan kondisi lahan Hambalang. Mendengar permintaan Deddy, Sonny mundur dari proyek Hambalang. Pembuatan design Hambalang diteruskan PT Metaphora Solusi Global (MSG). Andi Mallarangeng memuji paparan PT MSG, sehingga Wafid memutuskan memakai design PT MSG.

Padahal, design PT MSG tidak sesuai dengan kondisi tanah Hambalang. Kemudian, membicarakan usulan penambahan anggaran menjadi Rp2,5 triliun, Wafid, Deddy, dan sejumlah pihak dari perusahaan beberapa kali menggelar rapat. Mereka kembali menggelar rapat di kediaman Andi pada akhir tahun 2009.

Untuk memuluskan perizinan hak pakai tanah Hambalang, Wafid meminta bantuan Muhammad Nazaruddin. Selanjutnya, Nazaruddin menyampaikan kepada Ana dan Anas meminta anggota Komisi II DPR Ignatius Mulyono mengurus hak pakai tanah untuk pembangunan P3SON Hambalang.

Ignatius berhasil mengurus hak pakai atas tanah Hambalang. Fotocopy SK Kepala BPN No.1/HP/BPN/2010. Setelah mendapat SK Kepala BPN, Andi dan Wafid bertemu sejumlah anggota Fraksi Demokrat dari Komisi X DPR dan Banggar, yakni Mahyuddin, Angelina Sondakh, Mirwan Amir, dan Nazaruddin untuk membahas program Kemenpora.

Sekitar Januari 2010, Kemenpora mengajukan usulan penambahan anggaran P3SON Hambalang sebesar Rp625 miliar dalam APBN-P 2010. Tanpa melalui proses dengar pendapat, Mahyuddin selaku pimpinan Komisi X DPR dan Tim Pokja menandatangani persetujuan penambahan Rp150 miliar.

Dengan disetujuinya penambahan, jumlah anggaran untuk pembangunan P3SON Hambalang menjadi Rp275 miliar. Wafid melalui Paul Nelwan meminta uang Rp500 juta kepada PT Adhi Karya dan Rp100 juta dari Poniran. Lalu uang itu, diserahkan kepada Mahyuddin pada saat Kongres Partai Demokrat di Bandung.

Atas dimenangkannya KSO Adhi-Wika, PT Adhi Karya dan PT Wika juga memberikan Rp14,601 miliar kepada Anas untuk membantu pencalonan Anas sebagai Ketua Umum dalam kongres Demokrat. Ada pula aliran uang ke sejumlah politisi, diantaranya Mahyuddin Rp500 juta, Olly Dondokambey Rp2,5 miliar, serta Andi Rp4 miliar dan AS$550 ribu.

Tags: