Empat Langkah BI Kembangkan Ekonomi Syariah
Utama

Empat Langkah BI Kembangkan Ekonomi Syariah

Mulai dari kebijakan, pengetahuan, model pembiayaan hingga inisiatif ajang internasional.

Oleh:
ANT
Bacaan 2 Menit

Ia berharap, melalui edukasi berupa seminar ini dapat meningkatkan pemahaman dan ketertarikan pengusaha terhadap skema keuangan syariah. Selanjutnya, dengan memanfaatkan jaringan usaha maka berbagai kontribusi dapat diberikan oleh pengusaha dalam mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan di Indonesia, khususnya di Jawa Timur.

Ketua Bisnis Muslim Indonesia, Misbahul Huda, mengatakan para pelaku perbankan syariah bisa meraih peluang untuk lebih berkembang dan mendukung kinerja perekonomian nasional, dengan menggandeng para pengusaha muda."Harapan pengusaha, bank syariah bisa membaca kecenderungan terus meluasnya gerakan berbisnis tanpa riba, yang diminati pengusaha muda," katanya.

Misbahul mengatakan, dalam situasi ketidakpastian yang terjadi karena krisis, peluang ekonomi syariah untuk dikenal masyarakat sangat besar karena memilki kesempatan untuk berinovasi dengan wirausahawan muda."Perbankan syariah bisa berkreasi dengan melahirkan inovasi syariah unggulan, terutama pada situasi krisis seperti sekarang," kata Direktur Utama Energi Agro Nusantara itu.

Ia menilai, perbankan syariah bisa makin maju karena pengusaha telah mendukung keterlibatan ekonomi syariah dalam meningkatkan kinerja perekonomian nasional, namun implementasinya masih menimbulkan sejumlah catatan.Salah satunya adalah pelaksanaan transaksi syariah yang masih abu-abu, karena sistem bagi hasil yang tidak jauh berbeda dengan riba serta para Dewan Pengawas Syariah yang belum memahami sepenuhnya konsep ekonomi syariah.

"Kontrol dan wewenang Dewan Pengawas Syariah kurang kuat dan kurang memiliki akses kepada masyarakat, sehingga Dewan Pengawas Syariah terkesan hanya formalitas, kompetensi ilmunya diragukan," tutur Misbahul.

Keluhan lainnya adalah pelayanan perbankan syariah belum sepenuhnya memuaskan, tidak profesional serta prosedurnya berbelit, dan sumber daya manusianya masih memiliki pola pikir seperti pelaku bank konvensional."Inilah yang membuat visi bank syariah dipersoalkan. Mau mengejar keuntungan atau idealisme menjalankan ekonomi syariah? Pemakluman terjadi karena konsep ekonomi syariah memang dalam proses, tapi kalau bukan kita yang memulai, siapa lagi," ujar Misbahul.

Untuk itu, ia mengharapkan adanya harmonisasi kebijakan fiskal pemerintah dengan jasa keuangan syariah dengan tetap menjaga suasana perekonomian yang kondusif serta edukasi pemahaman masyarakat tentang produk lembaga keuangan syariah melalui komunitas dan asosiasi pengusaha."Semua itu harus dilakukan untuk menghasilkan pelayanan maupun produk syariah yang benar-benar syari," tutup Chairman Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia ini.

Tags:

Berita Terkait