Facebook Akses Data Pengguna WhatsApp, Masyarakat Diimbau Bijak Gunakan Medsos
Utama

Facebook Akses Data Pengguna WhatsApp, Masyarakat Diimbau Bijak Gunakan Medsos

Pemerintah meminta pengelola platform menerapkan prinsip pelindungan data pribadi dan meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan hukum dan peraturan perundang-perundangan.

Oleh:
Mochammad Januar Rizki
Bacaan 6 Menit

Melalui kebijakan ini, WhatsApp akan mengumpulkan data, antara lain berupa nomor ponsel, informasi perangkat dan koneksi, lokasi, log, cookies dan kontak. Sementara untuk pesan, WhatsApp menyatakan pesan disimpan di perangkat, bukan server mereka. "Begitu pesan terkirim, mereka dihapus dari server kami," kata WhatsApp.

Jika pesan tidak terkirim, misalnya karena penerima pesan sedang tidak tersambung ke internet, WhatsApp menyimpannya, dilindungi enkripsi selama 30 hari. Jika lewat dari 30 hari, pesan tersebut akan dihapus dari server WhatsApp. Laman Phone Arena menuliskan data yang dihimpun ini akan digunakan bersama perusahaan yang satu grup dengan Facebook Inc, antara lain Facebook Payments, CrowdTangle dan Onavo.

Sementara, Head of Safety Facebook Asia Pacific, Amber Hawkes, mengungkap empat "senjata" Facebook untuk memastikan platform aman bagi pengguna. Poin pertama adalah kemitraan. Selain memiliki tim dengan keahlian mendalam, Amber mengatakan, Facebook juga menggandeng sejumlah pihak, termasuk di Indonesia.

"Kami juga secara teratur terlibat dengan lebih dari 500 mitra keamanan di seluruh dunia yang ahli dalam risiko keamanan online, menangani pengalaman korban dan pola penyalahgunaan," ujar Amber seperti dilansir dari Antara.

Mitra Facebook tersebut, menurut Amber, tidak hanya membantu menginformasikan apa yang telah dilakukan Facebook, seperti berkolaborasi untuk menyampaikan program edukasi, tetapi juga membantu untuk menginformasikan pengembangan kebijakan dan tools atau alat untuk pengguna.

Facebook memiliki mitra dari berbagai area yang berbeda, di antaranya gerakan literasi digital Siberkreasi, Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) yang terkait dengan topik pendidikan dan bullying, juga pelecehan, serta Into The Light yang terkait kesehatan mental dan pencegahan bunuh diri. "Mereka memberikan masukkan yang berharga kepada kami secara berkelanjutan," kata Amber.

Poin kedua adalah kebijakan. Amber menyebut kebijakan menjadi pertahanan garis terdepan untuk memastikan keselamatan pengguna. "Kami memiliki lebih dari 2 miliar orang dan kami ingin para pengguna tersebut dapat mengekspresikan diri mereka secara bebas di seluruh negara, lintas budaya dan bahasa," ujar Amber.

Tags:

Berita Terkait