Femalia Indrainy Kusumowidagdo: Dinamis dan Adaptif, Kunci Sukses untuk Melangkah Bersama Perkembangan Teknologi
Hukumonline's NeXGen Lawyers 2023

Femalia Indrainy Kusumowidagdo: Dinamis dan Adaptif, Kunci Sukses untuk Melangkah Bersama Perkembangan Teknologi

Lia berpendapat bahwa AI bisa digunakan untuk menunjang para pengacara dalam menghasilkan suatu produk hukum. Namun produk hukum tetap perlu sentuhan manusia untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan mengakomodir kepentingan dari masing-masing transaksi dan klien.

Oleh:
Tim Hukumonline
Bacaan 5 Menit
Foto: Femalia Indrainy Kusumowidagdo, Walalangi & Partners
Foto: Femalia Indrainy Kusumowidagdo, Walalangi & Partners

Berawal dari Mimpi

Femalia yang lebih akrab dengan panggilan Lia, menceritakan latar belakangnya bahwa sejak SMA ia sudah memiliki ketertarikan dan tekad keras untuk menjadi seorang pengacara dengan alasan ingin bermanfaat bagi masyarakat. Sedari awal Lia sadar bahwa pekerjaan sebagai pengacara tidaklah mudah dan banyak tantangannya. Terlebih lagi dengan adanya stigma di masyarakat Indonesia mengenai perbedaan peran laki-laki dan perempuan yang menimbulkan ketidaksetaraan gender, misalnya seorang perempuan dianggap lebih tepat dan piawai untuk mengurus urusan domestik atau berprofesi pada bidang lain. 

Menurut Lia pandangan dalam masyarakat ini tidak tepat, karena seorang perempuan juga bisa memiliki mimpi dan mewujudkannya serta karier sesuai dengan keinginannya dengan tetap menjalani perannya sebagai seorang istri atau ibu, dengan kemampuan yang sama hebatnya atau bahkan lebih hebat dari laki-laki. 

Hal ini mengobarkan semangatnya untuk tetap mengejar dan mewujudkan mimpinya. Melalui tekad, kerja keras dan doa, ia berhasil menjadi salah satu siswa yang terpilih dari sekolahnya untuk masuk ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia tanpa melalui tes. Di bangku kuliah Lia aktif berorganisasi, dimana dia dipercaya untuk menjadi salah satu Vice Director dari Asian Law Students Association (ALSA) Local Chapter Universitas Indonesia pada periode tahun 2010-2011.

Impian semenjak bangku SMA dan pengalaman yang dipupuk dari bangku kuliah mampu mendorong dan berhasil membawa Lia lulus dengan nilai yang sangat memuaskan untuk selanjutnya mulai menjalani mimpinya sebagai pengacara korporasi. 

Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya pengalaman menjadi seorang pengacara korporasi, Lia sadar bahwa untuk menjadi seorang pengacara yang baik, intelektualitas dan pengetahuan hukum yang baik tidaklah cukup. Profesi ini pun menuntut soft skill yang baik, kepiawaian dalam memaksimalkan teknologi, mental pantang menyerah serta membangun networking yang baik.   

Berkembang dan Adaptif di Walalangi & Partners

Melalui pengalaman bertahun-tahun berkecimpung sebagai pengacara korporasi (termasuk pengalaman bekerja di firma hukum lain), Lia berpandangan bahwa perkembangan seseorang akan sangat dipengaruhi oleh tempat bekerja dan lingkungan sekitarnya yang positif.

Menurut Lia, untuk mengembangkan intelektualitas dan pengetahuan hukum, soft skill, penggunaan teknologi yang maksimal serta membangun networking yang baik, W&P merupakan tempat yang terbaik. Di samping itu W&P juga membantu setiap individu menjadi pribadi yang lebih baik. Tantangan dan kesempatan terbuka lebar untuk setiap orang tanpa memandang gender dan latar belakang apapun. 

Tags: