Tak hanya itu, melakukan upgrading kapasitas para anggota IPPAT. Sebab hal tersebut bakal berdampak penuh terhadap kapasitas IPPAT sebagai organisasi profesi. Misalnya dalam melakukan uji kompetensi, mesti dilakukan dengan pola yang lebih maju sebagaimana yang ditentukan Badan Standarisasi Nasional (BSN). Karena itulah perlu disiapkan tenaga pengajar yang tersertifikasi. Sehingga, dapat menghasilkan PPAT yang kompeten dan berkualitas.
Sementara dalam mengelola keuangan organisasi, Hapendi mengedepankan transparansi melalui sistem tata kelola yang akuntabel. Dengan begitu, IPPAT dapat menjadi organisasi modern. Sehingga, anggotanya pun menaruh kepercayaan terhadap organisasi dan pengurusnya. Sistem tata kelola yang buruk menimbulkan ketidakpercayaan para anggotanya. Dampaknya, anggota organisasi pun tercerai berai.
“Saya tidak akan menghabiskan dana organisasi begitu saja untuk akomodasi pengurus. Namun dana organisasi akan saya kembalikan dalam bentuk biaya pendidikan dan bantuan advokasi untuk anggotanya yang tersangkut masalah. Sehingga bila masa akhir jabatan sebagai ketua, saya akan mencatatkan diri sebagai pengurus yang hemat,” pungkasnya.