Hindari Dampak Negatif, Milenial Perlu Pahami Risiko Produk Investasi
Terbaru

Hindari Dampak Negatif, Milenial Perlu Pahami Risiko Produk Investasi

Para generasi muda khususnya mahasiswa agar terus waspada dan berhati-hati terhadap segala bentuk penipuan berkedok investasi atau investasi ilegal di tengah banyaknya tawaran investasi yang beredar di masyarakat terutama melalui dunia digital.

Oleh:
Mochamad Januar Rizki
Bacaan 2 Menit
Hindari Dampak Negatif, Milenial Perlu Pahami Risiko Produk Investasi
Hukumonline

Geliat generasi muda berinvestasi pada berbagai produk jasa keuangan khususnya pasar modal meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Di tengah peningkatan tersebut, pemahaman terhadap produk investasi serta risikonya juga harus diperkuat agar tidak berdampak buruk ke depannya.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Inarno Djajadi mengingatkan kepada para generasi muda khususnya mahasiswa agar terus waspada dan berhati-hati terhadap segala bentuk penipuan berkedok investasi atau investasi ilegal di tengah banyaknya tawaran investasi yang beredar di masyarakat terutama melalui dunia digital. 

"Mohon pelajari dan pahami dulu segala bentuk produk dan izin dari pihak yang menawarkannya. Di samping itu, gunakan sumber dana di luar kebutuhan pokok maupun dana cadangan, dan jangan menggunakan pinjaman, apalagi pinjaman online ilegal untuk bertransaksi di Pasar Modal," kata Inarno, Selasa (4/10). 

Baca Juga:

Dalam rangka meningkatkan perlindungan investor, OJK juga melakukan edukasi kepada masyarakat, melakukan pengembangan Notasi Khusus dan papan pemantauan khusus di BEI, mengimplementasikan Disgorgement dan Disgorgement fund dan optimalisasi Dana Perlindungan Pemodal, serta terus melakukan tindakan supervisory action dan penegakan hukum atas terjadinya pelanggaran peraturan di bidang Pasar Modal.

Melalui berbagai langkah-langkah tersebut, OJK mencatat jumlah investor di Pasar Modal secara nasional terus mengalami peningkatan. Hingga 29 September 2022, jumlah investor mencapai 9,76 juta. Pertumbuhan jumlah investor ritel ini juga masih didominasi oleh investor yang berusia di bawah 30 tahun sebesar 59,43 persen.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Self-Regulatory Organization (SRO), yakni PT Bursa Efek Indonesia, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia, dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia kembali menggelar kuliah umum untuk meningkatkan literasi Pasar Modal kepada generasi muda dalam rangka mendorong inklusi keuangan dan percepatan pemulihan ekonomi nasional.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar memaparkan ekonomi Indonesia masih terus tumbuh meskipun berada di tengah tekanan karena gejolak perekonomian global. Oleh karenanya, OJK berharap semua pihak dapat bersinergi dan berkolaborasi untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia ini.

Mahendra juga berpesan kepada para mahasiswa sebagai sentral sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas agar dapat memahami pesan strategisnya untuk membawa perekonomian Indonesia ke depan agar dapat bertahan dan terus tumbuh berkelanjutan.

"Kuncinya ada di mahasiswa dan generasi muda yang mayoritas sekarang di Indonesia. Dengan kualitas SDM, kemampuan daya beli, dan pemahaman bagaimana berinvestasi, maka pasar dalam negeri Indonesia akan semakin besar, sehingga kita tidak bergantung lagi pada efek ekonomi dunia," kata Mahendra.

Tags:

Berita Terkait