Consumer Confidence, Kunci Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi
Berita

Consumer Confidence, Kunci Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi

Bantuan sosial saja tidak cukup untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Dibutuhkan konsumsi dari masyarakat kelas menengah dan kelas atas.

Oleh:
Fitri Novia Heriani
Bacaan 2 Menit
Menkeu Sri Mulyani Indrawati. Foto: RES
Menkeu Sri Mulyani Indrawati. Foto: RES

Ekonomi Indonesia berada di jurang resesi setelah pertumbuhan ekonomi pada Kuartal II terkontraksi berada di angka minus 5,32 persen sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Resesi akan terjadi jika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.

Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kuartal III, pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk menjaga daya beli masyarakat dan menarik investasi. Hal tersebut dilakukan mengingat konsumsi masyarakat menjadi sektor utama penopang pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Pasca pemberlakukan new normal, pemerintah mengklaim pertumbuhan ekonomi berjalan ke arah positif. Namun meski demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemulihan ekonomi Indonesia di Kuartal III cukup rapuh. Bahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III diprediksi akan bergerak di angka 0 persen hingga minus 2 persen.

“Pemulihan yang rapuh, outlook kita untuk kuartal III dan keseluruhan tahun, jika dilihat dari indikator bulan Juli, Kuartal III downside dan ini risiko yang nyata. Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III antara 0 hingga minus 2 persen,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers daring, Selasa (25/8).

Menurut Sri Mulyani, situasi ini disebabkan pergeseran dari pergerakan antar sektor yang belum solid, meskipun di sisi lain beberapa sektor sudah menunjukkan tren positif. Untuk membawa ekonomi Indonesia kembali pada pertumbuhan yang positif, maka sektor konsumsi dan investasi menjadi kunci utama. (Baca Juga: 3 Strategi Pemerintah Hindari ‘Jurang’ Resesi)

“Kunci utama konsumsi investasi. Kalaupun pemerintah sudah all out, akan sulit masuk ke 0,2 persen jika sektor konsumsi dan investasi masih berada di zona negative. Kita akan lihat konsumsi tahun 2020 apakah mereka bisa kembali pada zona netral atau sedikit positif,” imbuhnya.

Saat ini pemerintah fokus pada indikator investasi, berharap investasi pada Kuartal III dan IV bisa kembali pulih, setidaknya mendekati 0 persen. Sedangkan di sektor konsumsi, Sri Mulyani menyebut bahwa pemerintah sudah berupaya menjaga dan memulihkan konsumsi masyarakat lewat sebaran program bantuan sosial.

Tags:

Berita Terkait