Ini Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Pemerintah Tahun 2016
Berita

Ini Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Pemerintah Tahun 2016

Setidaknya terdapat tiga strategi pembangunan yang akan ditempuh untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Oleh:
FAT
Bacaan 2 Menit
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro (batik, depan). Foto: RES
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro (batik, depan). Foto: RES
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyampaikan pengantar dan keterangan pemerintah atas kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal tahun anggaran 2016. Penyampaian tersebut merupakan acuan bagi pemerintah dan DPR dalam rangka pembicaraan pendahuluan penyusunan RAPBN 2016.

Menurutnya, untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat, terdapat tiga strategi pembangunan yang akan ditempuh. Pertama, pembangunan manusia yang meliputi pendidikan, kesehatan, perumahan dan mental atau karakter. Kedua, pembangunan sektor unggulan yang meliputi kedaulatan pangan, kedaulatan energi dan ketenagalistrikan, kemaritiman dan kelautan, pariwisata dan industri.

Ketiga, adanya strategi pemerataan dan kewilayahan untuk mendorong pemerataan antar kelompok pendapatan dan antar wilayah. Ia mengatakan, untuk mendukung ketiga strategi tersebut, maka perumusan kebijakan fiskal diarahkan melalui penguatan pengelolaan fiskal dalam rangka memperkokoh fundamental pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

“Upaya tersebut dilaksanakan dengan memperkuat stimulus fiskal untuk meningkatkan kapasitas produksi dan daya saing, memperkuat ketahanan fiskal dan mengendalikan risiko dan menjaga kesinambungan fiskal,” tutur Bambang pada saat sidang paripurna di Komplek Parlemen di Jakarta, Rabu (20/5).

Untuk memperkuat stimulus fiskal tersebut akan ditempuh melalui pemberian insentif fiskal dalam kegiatan ekonomi strategis, peningkatan ruang fiskal, peningkatan belanja produktif, peningkatan peran swasta, BUMN dan pemerintah daerah dalam percepatan pembangunan infrastruktur, serta melakukan inovasi pada instrumen pembiayaan. Sedangkan untuk memperkuat daya tahan fiskal,, ada sejumlah cara yang bisa dilakukan.

Misalnya, dengan memperkuat bantalan fiskal dan meningkatkan fleksibilitas anggaran dengan penguatan payung hukum. Sedangkan upaya menjaga kesinambungan fiskal akan dilakukan melalui pengendalian defisit anggaran terhadap PDB, pengendalian rasio utang terhadap PDB, penurunan net penambahan utang dan pengendalian keseimbangan primer.

Ia menuturkan, perkembangan perekonomian baik global maupun domestik saat ini tidak seoptimis dari perkiraan sebelumnya. Alasannya karena situasi ekonomi global yang telah memberikan dampak langsung pada situasi ekonomi nasional. Atas dasar itu, pada tahun 2016 ini pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan mencapai 5,8-6,2 persen.

Sedangkan laju inflasi diperkirakan berada pada kisaran empat persen plus minus satu persen. Untuk nilai tukar rupiah, diperkirakan akan bergerak di kisaran Rp12.800-Rp13.200 per dolar Amerika Serikat (AS). Rata-rata harga minyak pada tahun 2016 nanti diperkirakan bergerak pada kisaran AS$60-80 per barel. Untuk lifting minyak dan gas bumi, pemerintah memperkirakan mencapai 1.920-2.050 ribu barel per hari dan gas bumi diperkirakan sekitar 1.100-1.200 ribu barel setara minyak per hari.

Usai Bambang menyampaikan pidatonya, sejumlah anggota DPR melakukan interupsi. Misalnya, Anggota Komisi VIII Desy Ratnasari berharap dalam RAPBN 2016 nanti ada alokasi bagi perlindungan anak-anak Indonesia. Ia percaya, perlindungan terhadap anak-anak tersebut sejalan dengan pembangunan manusia dari sisi revolusi mental yang digembar-gemborkan oleh pemerintah selama ini.

“Saya ingin menyampaikan kepada pemerintah untuk memasukan perhatian kepada anak-anak masuk dalam anggaran belanja negara. Bagaimanakah keinginan pemerintah yang ingin revolusi mental yang tercermin,” tutup Desy.
Tags:

Berita Terkait