Jokowi: Pemberantasan Korupsi Harus Maksimalkan Pemulihan Kerugian Negara
Utama

Jokowi: Pemberantasan Korupsi Harus Maksimalkan Pemulihan Kerugian Negara

Pemberantasan korupsi tidak boleh terus-terusan identik dengan penangkapan. Pemberantasan korupsi harus mengobati akar masalah, yakni melalui upaya pencegahan yang lebih fundamental.

Oleh:
Mochamad Januar Rizki
Bacaan 2 Menit
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Foto: RES
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Foto: RES

Memperingati Hari Anti-Korupsi Dunia (HAKORDIA) pada 9 Desember, Presiden Joko Widodo menghadiri langsung peringatan yang diselenggarakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dalam acara bertajuk dengan mengusung tema “Satu Padu Bangun Budaya Antikorupsi”, Jokowi menyampaikan pidato mengenai pentingnya meningkatkan pemberantasan korupsi di Indonesia saat ini.

“Pemberantasan korupsi sebagai extra ordinary crime butuh cara-cara dan metode yang harus terus kita sempurnakan. Penindakan korupsi jangan hanya memberikan efek jera tapi juga penting untuk memaksimalkan pemulihan kerugian negara,” jelas Jokowi.

Guna memaksimalkan penerimaan negara melalui asset recovery tersebut, Jokowi menjelaskan pemerintah terus mendorong penetapan UU perampasan aset tindak pidana agar penegakan hukum yang berkeadilan dapat terwujud secara transparan, akuntable, dan memberikan manfaat kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pemerintah juga telah melakukan kerja sama dengan beberapa negara di luar negeri dalam upaya pelacakan dan penyitaan aset hasil tindak pidana. Sehingga aset-aset yang disembunyikan di luar negeri oleh para pelaku kejahatan bisa dikembalikan dan menjadi penerimaan negara. (Baca Juga: Dituntut 12 Tahun Penjara, Stepanus Robin Pertanyakan Permohonan Justice Collaborator)

“Pemberantasan korupsi tidak boleh terus-terusan identik dengan penangkapan. Pemberantasan korupsi harus mengobati akar masalah, yakni melalui upaya pencegahan yang lebih fundamental. Kalau korupsi bisa kita cegah, maka kepentingan rakyat bisa kita selamatkan,” terang Jokowi.

Sementara itu, Ketua KPK, Firli Bahuri menyampaikan upaya penanaman budaya antikorupsi sejak dini juga merupakan bagian penting untuk membangun kedasaran diri sebagai kunci mental antikorupsi. Oleh karenanya pemerintah berharap dukungan, peran, dan kerja sama seluruh elemen masyarakat dalam upaya pemberantasan korupsi ini.

KPK berharap melalui rangkaian peringatan di berbagai wilayah tersebut, mendorong seluruh elemen bangsa untuk semakin menunjukkan komitmen tegas dan memperkokoh sinergi serta kolaborasi dalam pemberantasan korupsi demi pertumbuhan Bangsa Indonesia. “Pemberantasan korupsi membutuhkan sebuah orkestrasi dengan menciptakan sistem integritas nasional. Oleh karenanya, marilah kita bersatu padu membangun budaya antikorupsi,” tutup Firli.

Tags:

Berita Terkait