Ketua MPR Harap Polisi Cepat Bertindak Terkait Pembakaran Bendera Tauhid
Pojok MPR-RI

Ketua MPR Harap Polisi Cepat Bertindak Terkait Pembakaran Bendera Tauhid

Ormas adalah alat perjuangan, bukan agama.

Oleh:
RED
Bacaan 2 Menit
Foto: Humas MPR
Foto: Humas MPR

Adanya kasus pembakaran bendera tauhid oleh anggota Banser Garut, Jawa Barat, direspon oleh Ketua MPR Zulkifli Hasan. Dia berharap agar polisi cepat bertindak agar kasusnya tidak merembet ke mana-mana. "Ormas alat perjuangan dan agama kita Islam, jangan dibalik ormas menjadi agama," ujarnya saat berada di Lapangan Kecamatan Purbolinggo, Lampung Timur, Lampung, Selasa (23/10).

 

Menurutnya, masyarakat bebas menjadi anggota ormas apapun asal tetap menjaga persatuan dan saling menghormati. Di hadapan ratusan masyarakat, Zulkifli Hasan mengatakan, tugas MPR adalah menjaga persatuan, kekompakan, dan kerukunan masyarakat apalagi di tahun politik. Di tahun politik masyarakat ada yang sudah memiliki pilihan Presiden, wakil rakyat, dan kepala daerah. Adanya perbedaan pilihan diharap oleh Zulkifli Hasan disikapi dengan biasa dan wajar.

 

"Pemilu rutin digelar jadi peristiwa itu hal yang biasa. Calon yang ada, baik Presiden, kepala daerah, atau wakil rakyat, adalah saudara kita sendiri. Yang maju adalah saudara sendiri," katanya.

 

Pemilu ditegaskan bukan perang jadi jangan ribut dalam masalah Pemilu. Menurutnya, pilihan boleh beda tetapi merah putih tetap di dada. Dalam kesempatan tersebut Zulkifli Hasan mengajak pada masyarakat untuk menjalankan nilai-nilai Pancasila. Dalam nilai-nilai ini ada sikap saling menghormati, menghargai, dan menyayangi satu dengan yang lain. "Jadikan Pancasila sebagai perilaku," harapnya.

 

Sebelum memberi sosialisasi pada masyarakat Purbolinggo, Zulkifli Hasan melakukan hal yang sama di lembaga pendidikan Darun Nasyi'in, Desa Bumi Jawa, Kecamatan Batanghari Nuban, Lampung Timur. Dihadapan siswa dan siswi sekolah yang menggunakan kurikulum Kementerian Agama itu, Zulkifli Hasan menceritakan, dulu di nusantara banyak berdiri kesultanan Islam yang makmur. Pada suatu ketika datanglah 11 kapal kayu kecil yang diawaki orang Eropa, Belanda. Mereka mencari rempah-rempah.

 

Singkat cerita, bangsa asing itu mengadudomba sehingga kesultanan yang ada berantem dan perang sendiri antar saudara hingga akhirnya dijajah selama 350 tahun. Belajar dari masa lalu, Zulkifli Hasan mengingatkan kembali agar kita jangan mudah diadudomba.

 

"Bila kita mau diadudomba maka kita hidup seperti jaman dulu," ujarnya.

 

Menurut Zul, agar kita tak mudah diadudomba, bangsa ini harus pandai dan cerdas. Untuk itu diharapkan siswa dan siswi di sekolah itu untuk rajin belajar. "Belajarlah sungguh-sungguh," katanya.

Tags:

Berita Terkait