Kominfo-Polri Bersinergi Perkuat Keamanan Ruang Digital Berantas Hoaks Politik
Terbaru

Kominfo-Polri Bersinergi Perkuat Keamanan Ruang Digital Berantas Hoaks Politik

Ruang lingkup nota kesepahaman di antaranya pertukaran data dan informasi, pencegahan penyebarluasan dan penggunaan informasi elektronik dan atau dokumen elektronik yang memiliki muatan yang dilarang

Oleh:
Fitri Novia Heriani
Bacaan 2 Menit
Kominfo-Polri Perkuat Keamanan Ruang Digital Berantas Hoaks Politik. Foto:  kominfo.go.id
Kominfo-Polri Perkuat Keamanan Ruang Digital Berantas Hoaks Politik. Foto: kominfo.go.id

Jelang penyelenggaraan Pemilihan Umum Serentak 2024, keamanan ruang digital menjadi salah satu perhatian pemerintah untuk menyukseskan rangkaian pesta demokrasi. Terlebih saat ini tahapan Pemilu Serentak 2024 telah mulai berjalan.

Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Irjen Pol Asep Edi Suheri menyatakan ruang digital menjadi salah satu ruang yang akan digunakan para kontestan untuk berpromosi. Masyarakat pun dapat berinteraksi secara langsung dengan para calon.

"Namun yang perlu mendapatkan perhatian kita bersama adalah bagaimana ruang digital ini betul-betul dimanfaatkan secara bertanggung jawab. Salah satunya adalah tidak menyebarkan berita bohong," kata Irjen Pol Asep Edi Suheri saat konferensi pers bertajuk “Pemilu Berkualitas untuk Indonesia Maju, di Jakarta, Rabu (4/1).

Baca Juga:

Wakabareskrim Asep Edi mengingatkan catatan survei yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika pascapemilu 2019, mengenai sekitar 67,2% hoaks atau berita bohong di media sosial yang berkaitan dengan isu politik.

“Hal ini harus menjadi pembelajaran kita bersama. Persaingan politik Pemilu di ruang digital yang memanfaatkan hoaks, berita bohong, politik identitas maupun propaganda firehose of falsehood seperti yang terjadi pada Pemilu 2019 tidak boleh terjadi di Pemilu 2024,” jelasnya.

Dalam Pemilu 2024 nanti, Wakabareskrim Asep Edi mendorong calon memanfaatkan ruang digital secara bertanggung jawab. “Yaitu saling adu program kerja, visi maupun gagasan positif, sehingga tidak terjadi polarisasi dan masyarakat dapat menilai secara objektif, serta memilih para pemimpin yang nantinya mampu membawa Indonesia menjadi lebih baik," ujarnya.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait