Komisi Hukum DPR Kehilangan Figur Adnan Buyung Nasution
Berita

Komisi Hukum DPR Kehilangan Figur Adnan Buyung Nasution

Sosok mentor terbaik dan mau menghargai perbedaan pandangan dengan siapapun, sekalipun junior di bawahnya.

Oleh:
RFQ
Bacaan 2 Menit
Adnan Buyung Nasution. Foto: SGP
Adnan Buyung Nasution. Foto: SGP
Berita duka atas wafatnya advokat senior Adnan Buyung Nasution menyisakan sedih bagi kalangan dunia hukum, khususnya profesi adokat. Anggota dewan Komisi III yang berlatar belakang advokat pun menyampaikan duka mendalam. Buyung yang  menghembuskan nafas di usia ke-81 tahun, itu dinilai sosok figur yang nyaman buat berdiskusi terkait penegakan hukum.

“Saya turut berduka cita atas nama pimpinan Komisi III dan sebagai junior beliau. Waktu  saya LBH saya pengacara mengucapkan rasa duka sedalam-dalamnya. Saya merasa kehilangan figur senihor. Salah satu figur profesi hukum yang selalu kita lakukan untuk diajak diskusi untuk lakukan pencerahan dalam profesi hukum telah dipanggil yang kuasa,” ujar Ketua Komisi III Aziz Syamsuddin di Gedung DPR, rabu (23/9) sesaat sebelum pergi melayat ke kediaman Buyung.

Aziz teringat dengan pengalaman ketika berinteraksi dengan almarhum yang biasa disapa  Bang Buyung semasa hidup. Menurutnya, dirinya kerap berbeda pandangan dengan Bang Buyung. Namun, sisi bijak Bang Buyung kerap menjadi panutan para juniornya. Buyung amat menghargai perbedaan pandangan dengan siapapun, termasuk advokat juniornya.

“Namun pandangan berbeda ini menjadi pemikiran saya dan saya renungkan menjadi sisi berfikir berbeda membuat saya melihat sosok panutan profesi hukum dan saya merasa kehilangan,” ujar politisi Golkar itu.

Anggota Komisi III lainnya, Syarifuddin Sudding, merasakan hal sama. Menurutnya, sosok Adnan Buyung sebagai mentor dalam dunia advokat bagi mereka yang akan menekuni bidang hukum. Dikatakan Sudding, Bang Buyung sempat menjadi mentornya kala masih aktif di LBH Makassar. “Dan banyak bimbing saya di YLHBI dan saya di LBH Makassar,” katanya.

Buyung, kata Sudding, tak segan memberikan bantuan ide dan gagasan dalam pembaharuan penegakan hukum. Termasuk implementaasi terhadap gagasan struktural di LBH. Sudding teringat sebuah peristiwa ketika masih di LBH Makassar. Kala itu terjadi sebuah konflik internal.

Pria yang dikenal dengan ‘jambul putih’ itu pun turun tangan terbang ke LBH Makassar. Alhasil, konflik tersebut dapat diselesaikan. Tak berselang lama, Buyung pun mengambil sebuah badik yang tersimpan di laci meja kerja Sudding.  “Sekaligus (badik) buat oleh-oleh beliau. Saya dikenal beliau memiliki watak keras dan saya senagkatan Munir. Saya punya watak keras dan susah diatur,” ujar politisi Hanura  saat akan bertakziah ke kekediaman Buyung.

Anggota Komisi III lainnya, Arsul Sani, juga merasakan duka mendalam. Ia menilai Bang Buyung sosok tokoh advokat yang luar biasa. Sepengenal Arsul, sosok bang Buyung memiliki kepribadian yang ramah, sederhana terhadap semua orang. Bahkan Buyung tidak memberikan perlakuan berbeda ketika disapa tokoh penting atau orang biasa.

“Saya merasakan kehangatan almarhum sejak menjadi asisten pembela umum di Jakarta pada pertengahan tahun1980-an sampe dengan senin malam kemarin ketika saya menjenguknya di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI),” ujarnya.

Politisi Partai Persatuan Pembangunan itu berpandangan Bang Buyung telah banyak memberikan konstribusi dalam perjuangan menegakan hak asasi manusia. Bahkan Arsul menilai belum ada yang menandingi perjuangan Buyung. Pasalnya, Buyung membela hak asasi manusia segala kalangan masyarakat.

“Dari mereka yang berideologi komunis, sampai islam garis keras. Ia membela dari berpangkat jenderal seperti Wiranto sampai dengan pedagang asongan di Terminal Pulogadung dan Kalideres pada pertengahan yang dikejar-kejar Sudomo pada pertengahan 1980-1n,” pungkasnya.

Sebagaimana diberitakan, advokat senior Adnan Buyung Nasution menghembuskan nafas terakhir setelah sempat dirawat intensif di RSPI. Bang Buyung sebelumnya sempat menderita gagal ginjal dan gangguan jantung. Mantan pengacara Anas Urbaningrum dan Gayus Tambunan itu wafat dalam usia 81 tahun.

Karier Buyung cukup moncer, dia pernah menjabat anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Hukum (2007-2009), Ketua Umum YLBHI (1981-1983), Ketua DPP Peradin (1977) dan Direktur/Ketua Dewan Pengurus LBH (1970-1986). Dia juga mengomandoi berdirinya Konsultasi Hukum Adnan Buyung & Associates pada 1969 hingga kini.
Tags:

Berita Terkait